PENDAHULUAN
INFEKSI VIRUS DALAM
KEHAMILAN
- SIFAT UMUM VIRUS
Virus merupakan penyebab
infeksi yang terlalu kecil dengan diameter 20-300 nm. Virus hanya dapat
bereplikasi pada sel hidup. Dan sifat istimewa dari virus adalah hanya
mempunyai satu jenis asam nukleat (RNA
atau DNA) dan tidak pernah memiliki keduanya.
- PATOGENESIS INFEKSI VIRUS PADA JANIN
1.
Transmisi transplasental
2.
Infeksi Asenden yaitu menginfeksi kandungan dari
saluran genitalia ibu melewati amnion yang utuh pada akhir kehamilan.
3.
Infeksi perinatal
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PATOGENESIS VIRUS KE JANIN
1. Imunitas
maternal
2. Mekanisme
imun plasenta
3. Pengembangan
system imun
- DIAGNOSIS INFEKSI VIRUS DALAM KEHAMILAN.
Tabel
1. Diagnosis janin dalam kandungan
Umur Kehamilan (dalam
minggu)
|
Investigasi
|
Bahan yang diperiksa
|
Obyek yang dideteksi
|
> 11
|
Biopsi
|
Vili korionik
|
Virus (dengan kultur sel, deteksi antigen, deteksi
asam nukleat, dll)
|
18-23
|
Amniosentesis
|
Cairan amnion
|
|
17-39
|
USG
|
-
|
Abnormalitas anatomi
|
22-23
|
Kordosentesis, amniosentesis
|
Darah janin, cairan amnion
|
Deteksi antobodi spesifik (pemeriksaan serologi),
deteksi virus.
|
> 24
|
USG
|
-
|
Tabel 2. Perbedaan hasil pemeriksaan serologi infeksi
congenital dan perinatal
Tipe infeksi
|
Transmisi
|
Antibodi spesifik virus
|
||
Pada saat kelahiran
|
Bayi
< 4 minggu
|
Bayi > 4mg-1th
|
||
Kongenital
|
Intrauterin
|
IgM +
|
IgM +
|
IgM +/-
|
IgG +
|
IgG +
|
IgG +
|
||
Perinatal
|
Ekstrauterin
|
IgM -
|
IgM +/-
|
IgM +
|
IgG +
|
IgG +
|
IgG +
|
||
Tidak ada infeksi
|
Tidak ada transmisi
|
IgM -
|
IgM -
|
IgM +/-
|
IgG +
|
IgG +
|
IgG -
|
Tabel 3.Perbedaan hasil deteksi virus pada infeksi
congenital dan perinatal
Tipe infeksi
|
Transmisi
|
Deteksi virus
|
||
Pada saat kelahiran
|
Bayi
< 4 minggu
|
Bayi > 4mg-1th
|
||
Kongenital
|
Intrauterin
|
+
|
+
|
+/-
|
Perinatal
|
Ekstrauterin
|
-
|
+/-
|
+
|
KEHAMILAN DENGAN
INFEKSI RUBELLA
A.
SIFAT UMUM VIRUS
Virus rubella termasuk genus Rubivirus, famili Togaviridae. Virus ini mempunyai virion sferis dengan diameter 60-70 nm, sedangkan
neokapsidnya berdiameter 40 nm dengan simetri ikosahedral. Virus rubella
mempunyai genom RNA untai positif
tunggal linier, tidak bersegmen, dan RNA ini bersifat infeksiosus. Virus ini sensitive terhadap pelarut lemak dan akan kehilangan
infektifitasnya secara cepat pada suhu 56
derajad celcius.
B.
PATOGENESIS
- Infeksi menyebar melalui
saluran pernafasan
- Bereplikasi awal pada
epitel saluran nafas pada nodus limfatikus sehingga menyebabkan pembesaran
kelenjar limfe yang disertai rasa nyeri pada orang dewasa sedangkan pada
anak-anak tidak menimbulkan rasa nyeri.
- Masa inkubasi sekitar 7-9
hari dengan munculnya virus di serum, nasofaring dan feses. Fase viremia
ini sering ditandai dengan gejala prodromal ringan dan malaise
- Muncul ruam makulopapular
mulai hari ke-16 sampai hari ke-20.
- Ruam dapat menghilang
dalam 12 jam atau sampai 5 hari tergantung berat ringannya. Ruam tersebut
merupakan reaksi antigen antibody.
C.
IMUNITAS
Yang berperan pada awal
terjadinya infeksi adalah IgM kemudian disertai munculnya IgG, IgA, IgD dan
IgE. Yang semuanya dapat ditemukan dalam serum setelah satu minggu terjangkit.
D.
GAMBARAN KLINIS
Biasanya menyebabkan penyakit
ringan dan sebagian besar bersifat asimtomatis. Jaramg menimbulkan kematian.
Gejala klinisnya adalah sebagai berikut :
· Ruam makopapular (95%), ruam bermula dari muka
dan menyebar secara sentripethal ke dada dan perut dan dalam satu atau dua hari
menyebar ke ekstremitas. Lesi diawali dengan ruam mukopapular merah muda
kemudian menyatu dan akhirnya menghilang dengan cepat.
· Limfadenopati
· Demam ringan
· Konjungtivitis
· Radang tenggorokan
· Arthalgia
· Batuk pilek
E.
INFEKSI RUBELLA DALAM KEHAMILAN
1. Angka kejadian 1 diantara 4 wanita hamil.
1.
Transmisi infeksi paling
sering terjadi pada kehamilan trimester pertama.
2.
Kelainan rubella congenital
yang dilaporkan, 80% kasus terjadi pada ibu yang terpapar saat usia kehamilan
12 minggu pertama, 54% pada minggu ke-13 dan ke-14, 25% pada akhir trimester
ke-2 dan 5-6 % pada trimester ke-3.
3.
Mekanisme teratogenesis virus
rubella masih belum diketahui dengan jelas. Diduga sel yang terinfeksi rubella
akan mengeluarkan substansi yang menghambat pertumbuhan dan replikasi sel
sehingga akan terlihat bayi tumbuh dengan lambat.
4.
Faktor yang menentukan akibat
infeksi virus rubella pada janin belum diketahui dengan pasti, tapi diduga
berhubungan dengan :
· Waktu kehamilan saat terjadi infeksi maternal
· Jumlah virus yang menginfeksi janin
· Perbedaan virulensi strain
· Kerentanan individu yang dipengaruhi etnis atau
genetic.
5.
Komplikasi akibat virus
rubella antara lain :
· Abortus spontan
· Bayi lahir mati
· Kelahiran premature
· Abnormalitas janin
· Sindrom rubella congenital, dengan angka
mortalitas 5-35%, 80% anak dengan rubella congenital menunjukkan adanya
gangguan system saraf, penonjolan fontanella anterior, letargi iritabilitas dan
abnormalitas tonus motorik. Anak dengan sindroma rubella congenital yang
mencapai IQ diatas 90 hanya 39%, 37% mengalami retardasi mental, 7% autis, 3%
mengalami gangguan kepribadian. Tuli sensorik dan gangguan penglihatan serta
terjadinya DM pada usia muda adalah diduga sebagai gejala sisa dari sindrom
ini.
F.
DIAGNOSIS RUBELLA
Criteria diagnosis
laboratories infeksi virus rubella :
- Isolasi virus rubella.
Virus ini mudah ditemukan kemudian diisolasi dari specimen nasal, darah,
usapan tenggorokan, urine dan cairan serebrospinal. Diambil 6 hari sebelum
sampai 6-14 hari munculnya ruam.
- Uji serologi untuk
antibody IgM rubella positif
- Peningkatan titer IgG
yang signifikan antara serum masa akut dan perbaikan
- Deteksi virus dengan
RT-PCR
G.
PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
- Pemberian vaksin rubella
sebelum kehamilan dan menunggu minimal 28 hari untuk hamil setelah
divaksinasi
- Pada wanita hamil yang
terpapar sebaiknya dilakukan pemeriksaan serologi
- Konseling tentang bahaya
virus rubella pada bayi yaitu bias terjadi sindrom rubella congenital
- Bisa mempertimbangkan
abortus terapeutik/medicinalis
- Pemberian immunoglobulin
pada ibu hamil yang terpapar rubella tetapi menolak dilakukan abortus
terapeutik.
- Pengobatan simtomatik
karena biasanya tidak memerlukan terapi yang spesifik
- Observasi terus menerus
pada bayi yang dilahirkan