A. ADAM
SMITH
Adam
Smith lahir di kota Kirkcaldy, Skotlandia, tahun 1723. Ia merupakan tokoh
terkemuka di bidang teori pembangunan ekonomi yang belajar di Universitas
Oxford. Pada tahun 1751-764 menjadi Dosen di Universitas Glasgow.
Selama di situ dia menerbitkan buku pertamanya, "Theory of Moral Sentiments"(ditulis tahun 1759) yang mengangkat dirinya ke tengah-tengah masyarakat intelektual. Tetapi, puncak kemasyhurannya terutama terletak pada buku karya besarnya "An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations" yang terbit tahun 1776. Buku ini begitu terkenel sehingga, Smith dijuliki sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi”. Beliau adalah orang pertama yang mempersembahkan teori ekonomi yang sistematik dan mudah dicerna yang cukup tepat sebagai dasar bertolak buat kemajuan bidang itu di masa depan. Salah satu hasil besar yang disuguhkan buku ini adalah karena ia meluruskan dan menghalau perbagai anggapan yang terjadi terhadap orang sebelumnya. Smith menentang teori lama ekonomi perdagangan yang menekankan arti penting perlunya negara punya persediaan batangan emas dalam jumlah besar. Begitu pula, bukunya menolak pandangan para physiokrat yang mengatakan bahwa tanah merupakan sumber utama dari nilai. Sebaliknya Smith menekankan arti pokok yang paling penting adalah tenaga kerja. Smith dengan gigih menekankan bahwa peningkatan produksi dapat dicapai lewat pembagian kerja dan dia menyerang habis semua peraturan pemerintah yang usang dan campur tangannya berikut hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan dan perluasan industri.
Ide sentral "The Wealth of Nations" adalah
pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggapnya secara
otomatis bisa memprodusir macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan
diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang justru
disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini
akan mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena
untung banyak, pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat
dari kenaikan produksi tidak bisa tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan
barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam kaitan dengan kompetisi antar perbagai
perusahaan akan cenderung menurunkan harga komoditi pada tingkat harga yang
"normal," misalnya ongkos produksinya.
Dalam buku "The Wealth of Nations" Smith sebagian menggunakan pandangan-pandangan Malthus tentang kelebihan penduduk. Tetapi, jika Ricardo dan Karl Marx keduanya bersikeras bahwa tekanan penduduk akan mencegah upah naik melampaui batas keperluan (apa yang disebut "hukum baja upah"), Smith menegaskan bahwa kondisi kenaikan produksi upah dapat dinaikkan. Amatlah jelas, kejadian-kejadian membuktikan bahwa Smith benar dalam segi ini, sedangkan Ricardo dan Marx meleset. Argumen Smith menghadapi campur tangan pemerintah dalam bidang bisnis dan dunia perdagangan dan demi rendahnya harga serta perekonomian bebas, telah mempengaruhi secara pasti terhadap garis kebijaksanaan pemerintah di seseluruh abad ke-19. Sesungguhnya, pengaruhnya dalam hal itu masih tetap terasa hingga sekarang.
Dalam “The Wealth of Nations” di terangkan bahwa orang tidak
perlu membuat sendiri barang-barang yang jika di beli lebih murah dari pada
dibuat sendiri. Pemikiran-pemikiranya meliputi :
Hakikat manusia serakah, Ia menjelaskan bahwa ia
tidak anti terhadap sifat egois manusia, karena sifat ini akan memacu
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Sikap egois manusia
tidak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat selama ada persaingan
bebas.
Mekanisme pasar bebas,
Smith menghendaki agar pemerintah tidak banyak campur tangan dalam mengatur
perekonomian. Biarkan perekonomian berjalan dengan wajar karena nantinya akan
ada suatu tangan tak kentara(invisible
hands) yang akan membawa perekonomian ke arah keseimbangan. Karena
menurut Smith, pasar justru akan mengalami distorsi yang akan membawa
perekonomian pada ketidak efisienan.
Teori nilai, menurut Smith
barang mempunyai dua nilai. Pertama, nilai guna(value in use) kedua, nilai tukar(value in exchange). Menurut Smith, hubungan antara nilai guna dan
nilai tukar suatu barang yang mempunyai nilai guna tinggi kadang-kadang tidak
mempunyai nilai tukar (tidak bisa ditukarkan dengan barang lain). Sebaliknya,
ada barang yang mempunyai nilai tukar sangat tinggi, tetapi tidak begitu
berfaedah dalam kehidupan. Contohnya, air dan intan.
Teori pembagian kerja, Smith mengambil kesimpulan
bahwa produktifitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (division of labor). Pembagian kerja akan mendorong
spesialisasi; orang akan memilih akan mengerjakan yang terbaik sesuai dengan
bakat dan kemampuan masing-masing.
Teori akumulasi kapital,
penigkatan kesejahteraan diperoleh dengan penigkatan laba. Cara terbaik
menurut Smith adalah dengan melakukan investasi, yaitu membeli mesin-mesin
dan peralatan. Karena dengan itu maka produktifitas labor akan semakin
meningkat ini berarti bahwa akan meningkatkan produksi perusahaan yang
kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
B. THOMAS ROBERT MALTHUS (1766-1834)
Thomas
Robert Maltus meruakan pemikir klasik yang cukup berjasa dalam pengembangan
pemikiran-pemikiran ekonomi. Ia menimba Ilmu di St.Jhon’s College, Cambridge
Inggris kemudian melanjutkan di East India College. Pemikiran-pemikirannya
mengenai ekonomi politik dapat di ikuti dari buku: Principles of political Economy(1820) dan Definition of Political Economy(1827). Selain itu buku-buku lain
yang tak kalah popular yaitu:Essay on
the Principle of Population as it Affects the future Improvement of Society(1798)
dan An Inquiry into the Nature and
Progress of Rent (1815).
Buku
yang paling dikenal luas adalah “Principles
of population” dari buku ini terlihat bahwa Maltus adalah pengikut Adam
Smith walau tak semuanya sejalan atas pemikiran yang sama. Maltus pesimis
terhadap masa depan manusia berbanding terbalik dengan Smith. Kepesimisan
Maltus bersumber pada kenyataan bahwa tanah sebagai salah satu faktor
produksi utama berjumlah tetap. Dalam pengamatannya manusia berkembang jauh
lebih cepat di bandingkan dengan produksi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dari isi
dalam Essay on the Principles of
Population (1796) Menguraikan bahwa satu-satunya jalan untuk menghindari
tersebut adalah dengan melakukan kontrol atau pengawasan atas pertumbuhan
penduduk dengan jalan keluar menunda usia kawin dan mengurangi jumlah anak.
Pembatasan ini ia sebut sebagai pembatasan moral.
C. DAVID RICARDO (1772-1823)
David
Ricardo merupakan ekonom terkenal di pasar modal sejak berusia empat belas
tahun. Buku-buku karangan beliau antara lain : The High Price of Bullion (1810) dan A Proof of the Deppreciation of the Bank Notes (1811), membahas
keuangan dan perbankan. Kemudian pada tahun (1815 ) menerbitkan Essay on the Influence of the Low price of
Corn on the Profit of Stock yang kemudian di ubah menjadi The Principle of Political Economy and Taxation. Dalam buku The Principles of Political Economy and Taxation Terdapat
beberapa teori yaitu, teori sewa tanah (land rent); teori nilai kerja (labor theory of value); teori upah
alami (natural wages); teori uang
dan yang terkenal adalah teori keuntungan komparatif (comparative advantage) dari perdagangan internasional.
Pandangannya mengenai teori sewa tanah bahwa tingginya tingkat sewa tanah
yaitu bukanlah tanah yang paling subur melainkan tanah marjinal (marjinal land), yaitu tanah yang
paling tidak subur yang terakhir sekali masuk pasar. Selanjutnya mengenai
teori nilai kerja dan upah alami,nilai tukar barang di tentukan oleh ongkos
yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Dan teori yang
paling terkenal adalah teori keuntungan berbanding (Comparative Advantages), dalam teori ini setiap kelompok
masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan diri menghasilkan
produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Berkat pengaruh Ricardo ,maka
timbul gerakan anticorn law yaitu
gerakan menentang diaturnya tataniaga jagung di inggris.
Selain menjadi
pakar yang terkenal Ricardo juga mendapat kecaman dari masyarakat. Hal ini di
sebabkan karena dalam analisis ia sering bersikap “tegar dan dingin” sehingga
ilmu ekonomi dikritik sebagai dismal
science.
D. JEAN BAPTISTE SAY
J.B Say
berasal dari Prancis dan termasuk
orang yang sangat mendukung pemikiran Smith. Oleh karena itu ia melakukan
kodifikasi terhadap pemikiran-pemikiran Smith secara sistematis dalam bukunya
Traite d’Economie Politique (1903).
Pandangannya mengenai aliran klasik ialah bahwa setiap penawaran akan menciptakan
permintaannya sendiri (supply creates
its own demand) atau sering disebut hukum Say. Hukum say memiliki asumsi
bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan sehingga dalam keadaan
seimbang produksi cenderung menciptakan permintaannya sendiri akan produksi
barang yang bersangkutan.
Menurutnya,
dalam perekonomian pasar persaingan sempurna tidak akan mengalami kelebihan
penawaran (excess supply) kalaupun terjadi hanya sementara. Kebijakan ini menjadi pedoman dasar dalam
kebijaksanaan ekonomi dalam kurun waktu yang cukup lama,sampai pada akhirnya dikritik
keras sebagai pangkal tolak terjadinya depresi besar tahun 1930. Sejarah yang
tak kalah penting bahwa beliau juga orang pertama yang mengklasifikasikan
faktor-faktor produksi atas tiga bagian yaitu tanah,labor dan kapital.
|
E. JOHN STUART MILL
Mill merupakan penulis yang sangat
berbakat,ketenarannya di awali dari karyanya yang pertama yaitu A System of Logic (1843),selanjutnya On the Liberty (1859) dan dua yang lain
yang terkenal adalah Essay on Some
Unsettled Questions of Political Economy (1844) dan Principles of Political Economy With Some of
Their Applications to Social Philosophy (1848).
Bukunya
yang terakhir,”Principles of Political
Economy “berisi tentang menyarikan teori –teori ekonomi pada masanya. Buku
ini di katakan sebagai versi modern dari The
wealt of Nations Adam Smith yang kemudian dianggap sebagai apogge mazhab klasik mulai dari pandangan Smith,Malhus,Ricardo,
dan Say. Mill mengatakan bahwa tidak ada teori yang orisinil dari pemikirannya
sendiri. Ia juga orang pertama yang mengemukakan konsep elastisitas permintaan
yang selanjutnya dikembangkan Marshall. Mill menentang pihak-pihak yang menuduh
paham laissez faire sebagai ilmu yang
suram(dismal science) dan menuduh
upah Ricardo sebagai upah besi. Tapi sebagai ekonom klasik mill memiliki
kelonggaran yang lebih terhadap
pemerintah yang lebih spesifik terhadap peraturan-peraturan dan kebijaksanaan yang dapat membawa ke arah
peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik sehingga aktivitas
seimbang. Selanjutnya rekomendasi legislasi dilakukan Mil luntuk melindungi
buruh anak-anak dan memperbaiki kondisi hidup dan kerja yang tidak dapat di
toleransi.
F.
KARL
MARX
Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di
Jerman, dekat perbatasan dengan Prancis di tahun 1818. Dia merupakan pendiri
Idiologi komunis yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme.
Bukan hanya sekedar ekonom, namun juga seorang philosopis, sosiologis, dan
seorang revolusionir. Analisa Karl Marx tentang kapitalisme merupakan aplikasi
dari teori yang dikembangkan oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat jika,”sejarah
berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan
eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis.
Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang,
sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses
menjdai lebih baik ”.
Karl Marx beserta Friedrich Engles
(1820-1895) menuliskan sebuah buku “Das Kapital”, yang isinya kurang lebih
tentang bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Yang kemudian
disusul buku The Communist Manifesto (1848) berisikan daftar singkat karakter
alamiah komunis. Prinsip-prinsip komunis modern dalam bukunya antara lan :
1. Pengahapusan kekayaan tanah dan menerapkan sewa
tanah bagi tujuan - tujuan publik.
2. Pengenaan
pajak pendapat (tax income) yang bertingkat.
3. Pengapusan
seluruh hak-hak warisan.
4.Penarikan kekayaan seluruh emigran dan para penjahat
atau pemberontak.
5.Sentralisasi kredit pada negara melalui bank
nasional dengan modal negara dan monopoli yang bersifat eksklusif.
6. Sentralisasi
alat-alat komunikasi, dan transportasi di tangan negara.
7.Perluasan pabrik dan alat-alat produksi yang dimilki
oleh negara, menggarap tanah yang tanah, dan meningkatkan guna tanah yang
sesuai dengan perencanaan umum.
Karl Marx percaya dalam kapitalisme,
terjadi keterasinagan (alienasi) manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi
dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka
rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri. Hasil.
Dia berpendepat bahwa dalam ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan
kekayaan pribadi, dan pengaruh keberadaan pasar pada manusia. Sehingga sangat
penting untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi, ketamakan, pemisahan
buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan kompetisi, nilai dan
devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-lain. Fokus kritiknya
terhadap ekonomi klasik adalah, is tidak memeperimbangkan kekuatan produksi
akan meruntuhkan hubungan produksi.
Hasil dari
teori historis Karl Marx pada masyarakat antara lain : masyarakat feudalisme,
dimana faktor-faktor produksi berupa tanah pertanian dikuasai oleh tuan-tuan
tanah.
Pada masa
kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi prodksi akan berlangsung,
namunkarena terjadi peningkatan output dan kegiatanekonomi, sebagaimana
feudalisme juga mengandung benih kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur
dan digantikan dengan masyarakat sosialise. Masa sosialisme dimana relasi
produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung sisa-sisa kapitlisme. Pada masa
komunisme, manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang atau
materi.
Menurut Karl
Marx dalam komoditas dan kelas dibagi
menjadi dua kelas, yaitu: kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat
produksi. Kaum buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang
kerja, maupun bahan-bahan produksi.
Teori historis dari Karl Marx mencoba menerapkan nya
ke dalam masyarakat, dengan meneliti antara kekuatan dan relasi produksi.
Dimana nantinya akan terjadi sebuah kontradiksi, yang berakibat perubahan
kekuatan produksi dari penggilingan tangan pada sistem feodal menjadi
penggilingan uap pada sistem kapitalisme. Menurutnya satu-satunya biaya sosial
untuk memproduksi barang adalah buruh.
Analisis
karl marx mengenai Kapitalisme,menunjukan bahwa ia adalah penentang ekonomi
kapitalis. Kritik karl marx ini tertuang pada hukum Karl Marx tentang
kapitalisme, yang berisi tentang :
1.
Surplus pengangguran
Karl Marx berpendapat bahwa selalu terjadi
kelebihan penawaran tenaga kerja yang berdampak pada penekanan tingkat upah
sehingga menjadi surplus value dan keuntungan tetap bernilai positif.
Menurutnya ada dua faktor terjadinya
surplus tenaga kerja. Pertama, yaitu Direct Recruitment yang terjadi
akibat penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin produksi. Kedua, Indirect
Recruitment yang terjadi akibat adanya anggota baru tenaga kerja yang
memasuki pasar tenaga kerja.
2.
Penurunan tingkat keuntungan
Karl Marx merumuskan bahwa tingkat
keuntungan (P) mempunyai hubungan positif dengan tingkat surplus Value (S’) dan
mempunyai hubungan negative dengan organic komposition of capita (Q). P=S’(1-Q). Dengan asumsi bahwa surpus value
dipertahankan untuk tidak berubah. Setiap kenaikan dalam organic composition of
capital akan menghasilkan penurunan pada tingkat keuntungan.
Menurut Karl
Marx ada pengaruh yang kuat para kapitalis untuk menghimpun modal. Penghimpunan
modal ini berarti bahwa aka nada lebih banyak fariabel modal yang digunakan
untuk menambah tenaga kerja, sehingga akan menaikkan upah dan akan mengurangi
tingkat pengangguran. Tingkat surplus value akan mengalami penurunan sebagai
akibat dari naiknya upah, begitu juga tingkat laba juga akan turun. Para
kapitalis akan bereaksi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin
dengan menambah organic composition of
capital. Jika tingkat surplus value dipertahankan untuk tidak berubah maka
kenaikan pada organic composition of
capital akan mendorong tingkat keuntungan pada tingkat yang lebih rendah.
3.
Krisis Bisnis
Karl Marx berpendapat bahwa adanya
perubahan orientasi atau tujuan dari proses produksi dari tujuan nilai guna
pada zaman ekonomi barter berubah menjadi tujuan nilai tukar dan keuntungan
saat dibawah kapitalisme, menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi. Pada
ekonomi barter, produse hanya menghasilkan barang untuk dikonsumsi sendiri atau
ditukar dengan komoditi yang lain, sehingga pada saat ekonomi barter ini tidak
pernah terjadi over produksi. Sedangkan ketika tujuan produksi berubah menjadi
nilai tukar dan keuntungan maka terjadinya over produksi pada suatu
perekonomian akan mungkin terjadi. Over produksi akan berdampak pada menurunnya
tingkat keuntungan. Perubahan tingkat keuntungan tersebut akan berdampak pada
pengeluaran untuk infestasi. Volatility dari pengeluaran infestasi inilah yang
menurut pendapat Karl Mark merupakan penyebab umum dari fluktuasi pada keseluruhan
aktifitas ekonomi. Adanya ledakan pada teknologi akan menyebabkan peningkatan
akumulasi dari modal dan permintaan pada tenaga kerja. Jumlah pengangguran akan
berkurang, tingkat upah akan naik, surplus value akan berkurang, dan tingkat
surplus value akan berkurangdan akhirnya akan mengurangi tingkat keuntungan.
Penurunan tingkat keuntungan akan menyebabkan penurunan akumulasi modal dan
akan menyebabkan depresi.
4.
Jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis
Dalam
model Karl Marxian sebuah ekonomi klasik dengan jelas bergantung pada kapitalis
itu sendiri yang berupaya untuk mengubah jumlah atau nilai profit dan mengubah
ekspetasi profit dalam kaitannya dengan krisis bisnis. Karl Marx memakai
hukumnya itu untuk menjelaskan fluktusi dalam jangka pendek dalam aktifitas
ekonomi. Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang menyebabkan fluktuasi dalam
aktifitas bisnis, yaitu: jatuhnya nilai profit, factor teknologi baru yang
tidak sama, dan tidak proporsionalnya pengembangan dalam suatu sector ekonomi
yang nantinya dapat menyebabkan penurunan dalam level kegiatan ekonomi. Menurutnya
fluktuasi terjadi dalam suatu sistem karena pada dasarnya kebanyakan dari aktifitas
kapitalis cenderung ingin mencari jumlah profit sebanyak mungkin.
5.
Konsentrasi modal
Meskipun model karl marx memberi asumsi
mengenai adanya pasar persaingan sempurna dengan jumlah yang besar untuk
perusahan-perusahan kecil dalam tiap –tiap industri, namun karena ketatnya
persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya industri-industri kecil sehingga
akan mengurangi persaingan. Karl Marx menujukan bahwa perusahaan yang besar
lebih bias mencapai skala ekonomi yang lebih baik dari pada perusahaan yang
kecil, ini disebabkan karena perusahaan yang besar dapat memproduksi dengan
biaya yang rendah. Persaingan diantara perusahaan yang besar dan yang kecil
menghasilkan pertumbuhan monopoli. Penambahan modal secara lebih jauh dengan
mengembangkan sistem kredit dan kerja sama dalam bentuk organisasi bisnis.
6.
Bertambahnya kesengsaraan kaum proletar
Kontradiksi kapitalisme menurut marx
menyebabkan bertambahnya tingkat kesengsaraan pada kaum proletar. Bertambahnya
kesengsaraan secara absolut menunjukkan pendapatan dari masyarakat secara
global menurun dalam sistem kapitalis dan juga menunjukan bahwa bagian
pendapatan nasional mereka menjadi turun di kemudian hari.
G.
THORSTEIN
BUNDE VEBLEN
Aliran Institutional
Veblen adalah anak seorang petani miskin
yang melakukan imigrasi dari Norwegia ke Amerika. Dalam keluarga petani miskin
ini, termasuk di dalamnya Veblen, ada Sembilan orang bersaudara. Agaknya latar
belakang kehidupan yang serba kekurangan inilah yang menjadi pangkal tolak mengapa
dalam kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan bahkan ada yang
menilainya sebagai seorang fasis. Gelar yang diberikan pada Veblen sangat
banyak. Selain gelar-gelar diatas, ia juga sering digelari sebagai seorang
maverick, yang kira-kira bisa diartikan dengan orang yang suka lain dari yang
lain.
Gelar lain yang diberikan pada Veblen
adalah iconoclast, yaitu orang yang
suka menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang-orang
atau institusi tradisional yang diterima secara umum (iconoclast = one who attacks and seeks to overthrow traditional or
popular ideas or institutions).
Gelar
“radikal” juga cocok untuk Veblen, sebab ia sering atau bahkan terus menerus
mempermasalahkan inti kebenaran dari tata susunan masyarakat. Pola pemikiran
Veblen sangat berbeda dari pakar-pakar ekonomi lain ( kecuali Spencer, tokoh
idolanya). Bagi Veblen masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi dimana
segala sesuatunya terus menerus mengalami perubahan. Sebaliknya jika tidak
cocok, maka perilaku akan disesuaikan dengan lingkungan inilai yang disebut
dengan Veblen “Institusi”. Veblen Institusi merupakan nilai-nilai, norma-norma,
kebiasaan serta budaya yang semuanya terefleksikan dalam kegiatan ekonomi, baik
berproduksi maun mengkonsumsi. Tujuan dari adanya value tersebut ialah keuntungan. Dalam perilaku konsumsi yaitu
ingin memperoleh manfaat atau utilitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang
yang di konsumsinya, dan ada tidak wajar pula kalau konsumsi ditunjukan untuk
hal pamer, yang disebut Conspicuous
consumption. Dengan gelar-gelar sebagaimana disebutkan diatas Veblen sering
diperbandingkan dengan Karl Mark, tokoh sosialis/marxis yang juga mempunyai
kemampuan intelektual yang luar biasa dan sama-sama sering melawan arus serta
revolusioner. Bahkan latar belakang pendidikan di antara keduanya mempunyai
kemiripan, yaitu mempunyai latar belakang pendidikan yang luas di bidang
sosiologis, politik, falsafah, sejarah dan antropologi disamping ekonomi.
Pendidikan
awal yang ditempuh Veblen adalah bidang filsafat, yang diambilnya di Johns
Hopkins University dan Yale University. Kemudian ia memperdalam ekonomi di
Cornel University. Walaupun ia seorang brilian, tetapi anehnya jabatannya
sebagai dosen tidak pernah lebih tinggi dari pembantu professor, baik waktu ia
mengajar di Chacago, Stanford maupun Missouri. Karena namanya sangat terkenal
waktu pendaftaran mahasiswa berbondong-bondong mengambil mata kuliah yang
diajarkannya. Tetapi yang ditemui mahasiswa adalah seorang eksentrik yang
selalu menggerutu. Veblen pada intinya mengeritik teori-teori kaum klasik dan
neo klasik yang model teoritis dan matematisnya di nilai biasdan cenderung
terlalu menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi.
Dari buku-buku yang ditulis telah
membuat Veblen sangat terkenal. Beberapa buku yang ditulis nya antara lain:
·
The
Theory of Leisure Class (1899).
·
The Theory of Business Enterprise (1904).
·
The Instict of Workmanship and the state of
the Industrial Art (terbit tahun 1914.
·
Tahun
1920 dipublikasikan kembali dengan judul: The Vested Interests and the Comman
Man).
·
The Enggeneer and The Price system (1921).
·
Absentee Ownership in Recent Time; The Cese of
America (1923).
Selain buku-buku yang disebutkan di atas
masih banyak buku-buku lain yang ditulisnya menyangkut masalah social, politik,
bahkan juga tentang pertahanan keamanan, dunia pendidikan dan sebagainya.
Motivasi konsumen
Dalam The Theory of Leisure Class Veblen
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan dorongan dan pola prilaku konsumsi
masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku orang terikat dengan masyarakat
sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya orang berusaha ikut menyumbang
terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang
merugikan orang banyak. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat
kapitalis financial di Amerika ialah orang-orang yang hanya mementingkan
kepentingan diri sendiri saja, dan tidak tertarik dengan kepentingan atau
masyarakat banyak. Yang diperhatikan oleh masyarakat sekarang hanyalah uang.
Menurut teori Veblen sekarang orang tidak peduli apakah perilaku ekonominya
merugikan orang lain atau tidak. Orang berlomba-lombamencari dan memperebutkan
harta tanpa peduli akan cara. Jika harta telah terkumpul, orang punya banyak
waktu bersenang-senang (leisure). Kemampuan
untuk hidup bersenang-senang juga dijadikan sebagai alat untuk memperlihatkan derajat atau status
seseorang. Makin mampu ia bekerja dalam pekerjaan produktif (leisure), makin tinggi derajatnya dalam
masyarakat. Dengan harta melimpah orang berlomba-lomba membeli barang-barang
yang digunakan untuk pamer. Sebagaimana diungkapkan oleh Veblen : “Conspicious consumption of valuable goods
is a means of reputability to the gentlemen of leisure”.
Perilaku pengusaha
Perilaku
pengusaha amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan. Dahulu para
pengusaha pada umumnya menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh
keuntungan melalui kerja keras. Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud
dengan production for use. Tetapi, pada masa sekaranglaba dan keuntungan
sebagian tidak di peroleh melalui kerja keras, tetapi dengan trik-trik bisnis.
Produksi seperti ini disebut dengan production
for profit.
Vablen
melihat pada masa sekarang semakin banyak jumlah jenis pengusaha yang
memperoleh keuntungan dari berbagai macam cara tampa mempedulikan nasip orang
lain. Vablen melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah
melahirkan suatu golongan yang disebut absentee
ownership. Golongan absentee
ownership adalah para pengusaha yang memiliki modal besar dan menguasai
sejumlah perusahaan,tapi tidak ikut terjun langsung dalam kegiatan operasional
di serahkan pada professional dan kariawan kepercayaan. Golongan
ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan paling besar. Vablen melihat bahwa
para pengusaha yang hanya mementingkan laba tanpa memperhatikan laba tampa
memperhatikan cara yang iya jalani. Mereka mendapat kemudahan dan hak istimewa,
misalnya dalam menguasai bahan mentah dan menguasai daerah pemasaran. Ia juga
mampu mengatur pejabat kehakiman untuk tidak mempersoalkan kependudukan
monopolinya atau agar tidak mangganggu manipulasi pajak dan keuangan yang di
lakukannya. Di beberapa Negara berkembang yang masih belum mempunyai aturan
permainan atau rule of law yang
jelas, sering dijumpai adanya kerja sama antara pengusaha dengan militer demi
mengamankan bisnis monopolinya. Artinya, kalau ada pengusaha lain yang ikut
dalam bisnis yang monopolinya ia akan berurusan dengan militer.
Untuk
memperoleh laba yang sebesar-besarnya, ada pengusaha absentee ownership tiddak
segan-segan mematikan usaha pengusaha sungguhan yang memperoleh keuntungan
dengan kerja keras. Salah satu cara nya adalah dengan melakukan akuisasi. Cara
lain untuk mematikan pesaing ialah dengan membanting harga, sehingga produk
dari perusahaan pesaing tidak laku. Setelah pesaing mati dan keluar pasar,
biasanya mereka kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar.
Dengan
monopoli power yang ada ditangan, mereka juga sering mengurangi pasok
barang-barang, sehingga harga melambung. lagi-Iagi, pengusaha menerima
keuntungan melebihi kewajaran. Dengan singkat, uang atau modal ditangan
pengusaha pemangsa lebih sebagai alat pengeksploitasi keuntungan
sebesar-besarnya dari pada sebagai asset yang dikelola dengan efisien untuk
memuaskan kebutuhan konsumen sebagaimana yang terjadi dalam perusahaan
sungguhan.
Maka
tidak mengherankan Veblen menolak keras tesis kaum klasik. Tesis yang
ditentangnya menganggap bahwa usaha setiap orang yang mengejar
kepentingannya masing-masing pada akhirnya akan melahirkan suatu harmoni
dan keseimbangan dalam masyarakat secara keseluruhan. la melihat bahwa perilaku
pengusaha yang hanya mengejar kepentingan pribadi sangat bertolak belakang
dengan tujuan masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, demi mengejar
kepentingan pribadi ada pengusaha yang menghambat dan mematikan kepentingan
orang banyak. Veblen menilai bahwa para pengusaha absentee ownership yang biasa memperoJeh keuntungan dengan cara
yang saling menguntungkan tersebut sangat berpotensi melahirkan golongan leisure class. Secara psikologis orang
yang bisa memperoleh sesuatu tanpa keringat tidak begitu menghargai sesuatu yang
diperolehnya. Maka tidak mengherankan kalau perilaku konsumsinya akan bersifat conspicuous consumption. Hal ini berbeda
dengan perilaku konsumsi pengusaha murni yang sertus dan mati-matian dalam
berusaha. Karena keberhasilan dicapai melalui kerja keras, mereka akan lebih
berperhitungan dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
kehidupanya.
H.
ALFRED MARSHALL (1842-1924)
Alfred
Marshall bapak ilmu ekonomi Neoklasik (1890) dan terkenal sebagai tokoh ekonomi
saat itu dan salah satu tokoh yang paling berpengaruh, beliau lahir di
Bermondsey, wilayah sub urban kelas pekerja London tahun 26 July 1842. Beliau menjalani pendidikan di Sekolah Merchant Taylor, Northwood dan St John's College, Cambridge, di mana ia menunjukkan sebuah bakat dalam matematika, meskipun
ayahnya menekankan pada sastra klasik dan bahas, tetapi Marshall lebih tertarik
kepada matematika dibanding ilmu-ilmu kemanusiaan. Marshall masuk ke Universitas Cambridge dimana ia belajar
matematika, filsafat dan ekonomi politik. Ketertarikannya pada filsafat sangat
kuat, tetapi Marshall memutuskan untuk mengkhususkan diri dalam bidang ekonomi. Setelah menerima gelar dalam ilmu moral (saat itu tidak
ada gelar ekonomi di Camridge). ia
menjadi profesor di 1868 yang dalam politik
ekonomi. Marshall mengajar selama sembilan tahun
di St John’s College di Cambridge kemudian mengajar
sebentar di Bristol dan di Balliol College, Oxford.
Marshal
menikahi Maria Palley pada tahun 1877, Maria Palley tersebut adalah muridnya. Pada 1879 ia menulis tentang perdagangan
internasional dan masalah protektionisme., banyak sistem tersebut telah bekerja
bersama dalam judul The
Pure Theory of Foreign Trade: The Pure Theory of Domestic Values. Tetapi setelah itu, dia dipaksa mengundurkan
diri dari St John’s tersebut untuk mematuhi peraturan bujangan di
universitas karena ia
diketahui menikahi muridnya, Mary Palley Marshall yang kelak ikut membantu
menulis The Economics of Industry 1879. Alfred Marshall
mendominasi figure ekonom inggris (pendominasian di dunia ekonomi) sejak tahun
1980 sampai dengan tahun 1924, Spesialisasinya adalah dibidang MICROECONOMICS,
mempelajari pasar individual dan industri sebagai penentangan pembelajaran
terhadap seluruh bidang ekonomi. Buku yang paling penting berjudul Principle of
Economics, Marshall menekankan harga dan hasil yang baik adalah tujuan
persediaan dan permintaan : kedua kurva ini seperti gunting yang tajam yang
memotong keseimbangan. Ekonomi moderen mencoba memahami mengapa perubahan harga
yang baik masih dimulai dengan melihat faktor-faktor yang dapat merubah
penawaran dan permintaan, mendekati hutang mereka kepada Marshall.
Karya ilmiah Alfred Marshall
·
Elements of Economics of Industry,
London, Macmillan, 1879.
·
Principles of Economics
(1890), London, Macmillan, edisi kedelapan ,1920.
·
“National Taxation after the War,”
dalam W.H.Dawson (ed.), After-War Problems, London, Allen & Unwin, 1979,
hml. 313-45.
·
Industry
and Trade, London, Macmillan, 1919.
·
Money,
Credit, and Commerce, London, Macmillan, 1923.
·
The Pure Theory of Foreign Trade,
London, London School of Economics and Political Science, 1930.
·
The Early Writings of Alfred
Marshall, 1867-1890, 2 vol., ed. John K, Whitaker, New York,
Free Press, 1975.
·
"Mr
Jevons's Theory of Political Economy", 1872, Academy .
·
"The
Future of the Working Classes", 1874, Eagle
.
·
"On Mr. Mill's Theory of Value", 1876, Fortnightly
Review
·
The
Pure Theory of Foreign Trade , 1879.
·
The
Pure Theory of Domestic Values , 1879.
·
"Where to House the London Poor", 1884, Contemporary
Review .
·
"On the Graphical Method in Statistics", 1885, Jubilee
Volume of Royal Statistical Society.
·
"Remedies for Fluctuations of General Prices",
1887 .
·
"Preface", 1887, in L. Price, Industrial Peace
.
·
Presidential
Address before the Co-operative Congress , 1889
.
·
"Some Aspects of Competition", 1891, Report of
British Association for Advancement of Science .
·
Elements of the Economics of Industry , 1892.
·
"The Poor Law in Relation to State-Aided Pensions",
1892, EJ .
·
"The Old Generation of Economists and the New",
1897, QJE
·
"Mechanical
and Biological Analogies in Economics", 1898, EJ .
·
"Distribution and Exchange", 1898, EJ .
·
A
Plea for the Creation of a Curriculum in Economics and Associated Branches of
Political Science , 1902.
·
Economic
Teaching at the Universities in Relation to Public Wellbeing , 1902
.
·
The
New Cambridge Curriculum in Economics , 1903.
·
Introduction to the Tripos in Economics and Associated
Branches of Political Science, 1906.
·
"The
Social Possibilities of Economic Chivalry", 1907, EJ .
·
"National
Taxation After the War", 1917, in Dawson, editor, After-War Problems .
·
Industry
and Trade , 1919.
·
Money, Credit and Commerce , 1923.
1.
Teori
perilaku konsumen (Theory of Consumers Behavior)
Teori
tentang perilaku konsumen tersebut, Marshall secara brillian mengembangkan
suatu sintesis berupa perpaduan antara pengertian tentang nilai subjektif pada
faedah marginal dengan unsur objektif yang melekat pada pengertian biaya
marginal. Nilai dan harga barang dipasar dipengaruhi baik oleh pihak peminta (konsumen
sebagai pembeli) maupun oleh produsen. Permintaan bersumber pada marginal
utility yang ditentukan oleh penilaian subjektif si konsumen. Hal itu tercermin
pada harga permintaan (demand price) dipasar yang ditentukan oleh para pembeli
sebagai konsumen. Demand price tersebut terletak pada suatu tingkat harga
tertentu. Pada tingkat harga tertentu itu, barangnya akan diminta dalam
sejumlah tertentu oleh pihak pembeli.
Kontribusi
Marshall dalam teori perilaku konsumen juga adalah teori kepuasan marginal (marginal
utility), yaitu bahwa konsumen akan meneruskan pembelian terhadap suatu
produk untuk jangka waktu yang lama karena telah mendapatkan kepuasan dari
produk yang sama yang telah dikonsumsinya. Teori ini dapat disimpulkan bahwa
konsumen memiliki loyalitas tinggi terhadap merek suatu produk yang mampu
memberikan kepuasan, nilai tersendiri bagi pemakainya dan adanya bukti nyata
akan kualitas dan kehandalan yang ditawarkannya.
Berdasarkan teori kepuasan marginal di atas, terdapat
asumsi-asumsi yang biasanya dipakai yaitu bahwa:
a.Konsumen memaksimumkan kepuasan
berbatas pada kemampuan finansialnya,
b. Konsumen
mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber,
c. Ia selalu
bertindak dengan rasional.
Dari asumsi-asumsi tersebut dapat diambil kemungkinan
bahwa konsumen mungkin sangat loyalitas terhadap suatu merek tertentu, namun
pada suatu saat perilaku ini dapat berubah oleh karena asumsi-asumsi tersebut.
Dipihak lain, penawaran barang yang bersangkutan dipengaruhi oleh biaya riil
(real cost) dalam produksi. Biaya rill oleh Marshall diartikan sebagai
“pengorbanan” dari pihak tenaga kerja, sama halnya dengan “pengorbanan” dari
pihak pemilik modal yang menyediakan jasa dana modalnya.
Pengorbanan pihak tenaga kerja itu
disebut sebagai disutility of labour, sedangkan pengorbanan pihak pemilik modal
disebut sebagai waiting (pemiliknya harus menunggu selama beberapa waktu
sebelum jasa modal membuahkan imbalan jasanya berupa bunga bagi pemilik yang
bersangkutan).
2.
Teori Harga
Sumbangan yang
paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai merupakan sitetis
antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik. Menurutnya,
bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya
dua mata gunting. Dengan demikian, analisis ongkos produksi merupakan pendukung
sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan permintaan.
Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial, maka digunakannya asumsi
ceteris paribus, sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam
analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka
pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal terselip asumsi
lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap. Jadi teori harga menurut Alfred
Marshall adalah sebagai berikut:
“Harga
terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan pasar: penawaran dari pihak produsen
dan permintaan dari pihak konsumen”.
Kontribusi
pemikiran Marshall tentang persamaan kuantitas uang: Kebutuhan uang untuk
transaksi ini berkembang secara proporsiaonal dengan tingkat pendapatan
nasional, seperti terlihat dalam model persamaan berikut :
Mt = k.Y
Persamaan ini dikembangkan oleh
Alfred Marshall,
Dimana :
Mt = Kebutuhan uang untuk transaksi
di suatu waktu
Y = Pendapatan nasional
K = Besar kecilnya keinginan
masyarakat untuk memegang bagian
dari
pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas
Semakin tinggi
pendapatan nasional (kesejahteraan suatu negara), semakin tinggi pula
permintaan uang untuk tujuan transaksi, dan sebaliknya.
3.
Consumers’ Surplus dan Produsers’ Surplus
(Surplus Konsumen dan Surplus Produsen).
Ciri
lain dalam kerangka pemikiran Marshall ialah apa yang disebut sebagai consumers’
surplus. Pengertian kata ini mencerminkan kelebihan kepuasan yang dinikmati
konsumen dalam arti : konsumen itu membeli barang dengan harga yang
tingkatannya lebi rendah, padahal konsumen itu sebenarnya bersedia untuk
membayarnya dengan harga yang lebih tinggi. Marshall menemukan surplus konsumen.
Pengertian ini dikaitkan pula dengan welfare economics. Bahwa konsumen
keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil daripada kemampuannya
membeli. Jika itu terjadi maka terjadi surplus konsumen. Selama
pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada surplusnya itu, maka
kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk
subsidi, terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah
meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata
menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor internal dan eksternal
perusahaan atau industri.
Elastisitas Permintaan dan
Elastisitas Penawaran
Mekanisme
permintaan dan penawaran dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap
usaha yang dilakukan untuk kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat
harga dan jumlah barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu
terjadi jika kurva penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika
variabel kuantitas independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga
menjadi independen, maka keadaan menjadi tidak stabil.
Selain sintesis dan peranan yang
berimbang antara biaya marginal dan paedah marginal, serta consumers surplus
dan producers surplus, sebagaimana diulas diatas, kini harus disebut tentang konsep
elastisitas yang berkaitan dengan sisi permintaan maupun dengan sisi
penawaran : elasticity of demand and elasticity of supply. Sehubungan
dengan itu juga tentang konsep substitusi (elasticity of subtitusion).
Pengertian kata elastisitas
menyangkut respons ataupun reaksi suatu variable terhadap perubahan persentase pada
variable lain. Mengenai sifat elastisistas pada permintaan, yang palin sering
dihadapi sebagai permasalahan ekonomi adalah elastisitas permintan (reaksinya)
terhadap perubahan pada pendapatan (income elasticity of demand). Perubahan
perubahan itu dinyatakan dalam persentase.
Elastisitas permintaan terhadap
harga menyangkut hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang dibeli
(tingkat pembelian) dan mencerminkan perubahan persentase pada tingkat
pembelian (jumlah yang dibeli) dibagi oleh perubahan persentase pada tingkat
harga.
Elastisitas
permintaan terhadap pendapatan menyangkut hubungan antara tingkat pendapatan
seseorang pembeli dan tingkat pembeliannya (jumlah yang dibeli) dan
mencerminkan perubahan presentase pada tingkat pembelian dibagi oleh perubahan
presentase pada tingkat pendapatan.
Hal itu dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Elastisitas
permintaan terhadap harga
(Δq/q)/(Δp/p)
Elastisitas
permintaan terhadap pendapatan
(Δq/q)/(Δy/y)
Dimana:
q (quantity demanded) = jumlah yang
diminta/dibeli
P (price) = harga
Y (income) = pendapatan
Mengenai sifat elastisitas pada sisi
penawaran (elasticity of supply) terutama yang menyangkut hubungan antara
tingkat harga dan tingkat penawaran (jumlah yang ditawarkan) dan pencerminan
perubahan presentase pada tingkat penawaran (jumlah yang di tawarkan) dibagi
oleh perubahan presentase pada tingkat harga sehingga koefisien elastisitas (E)
yang bersangkutan dapat dirumuskan sebagai:
Sehubungan dengan pengertian
elastisitas yang diungkapkan diatas harus pula diperhatikan apa yang disebut
sebagai dampak substitusi (subtitution effect) dan sifat elastis yang
menyangkut substitusi (elasticity of substitution). Kita telah melihat bahwa
dari sisi permintaan akan barang jumlahnya (yang diminta atau dibeli) mengalami
perubahan dikala harganya berubah (price elasticity of demand).
Tingkat perubahan pada jumlah itu
dipengaruhi oleh dua faktor : dampak pendapatan (income effect yang berkaitan
dengan income elasticity of demand diatas) dan dampak substitusi. Dampak
substitusi ini bersangkut paut dengan hasrat perilaku konsumen yang cenderung
untuk membeli lebih banyak jenis barang yang harganya lebih murah, dibandingkan
dengan jumlah (yang lebih sedikit) dari jenis barang yang lebih mahal.
Kita melihat bahwa
Marshall mengutamakan suatu analisis yang berpola ekuilibrium parsial. Dalam
hal ini, suatu analisis mengenai proses pembentukan dan penentuan harga
dipasaran tertentu, dengan beranggapan seakan-akan kategori-kategori variabel
yang lain tetap konstan dan tidak berubah (cateris paribus, i.e, all other
factors remainings equal).
Marshall menentukan bahwa waktu adalah faktor penting
yang menentukan elastisitas permintaan, dengan permintaan menjadi semakin
elastis seiring dengan berjalannya waktu. Marshall juga menerapkan gagasan
elastisitas harga untuk hubungan penawaran. Elastisitas harga dari penawaran
mengukur berapa banyak lagi perusahaan akan memproduksi dan berusaha menjual
sebagai respon terhadap perubhan harga tertentu.
Periode waktu paling pendek mnurut Marshall disebut dari
“periode pasar“. Jangka
pendek untuk merespon harga-harga yang lebih tinggi, perusahaan dapat menambah
jam kerja buruh dan peralatan yang tersedia, jangka panjang adalah periode
waktu yang membuat perusahaan dapat menambah bangunan dan peralatan mereka
dalam jangka panjang perusahaan dapat keluar masuk industri. Akhirnya oleh
Alfred Marshall telah juga diungkapkan bahwa persaingan sempurna (perfect
competition) dipasaran tidak selalu membawa hasil produksi yang maksimal. Dalam
hal adanya industri yang produksinya membawa faedah hasil yang semakin
berkurang (decreasing returns), bisa saja dengan pembatasan skala produksi akan
diperoleh hasil yang lebih besar, dibanding dengan tingkat produksi maksimal
berdasarkan persaingan. Sebaliknya dikala produksi dibeberapa jenis industri
lain membawa faedah hasil yang semakin bertambah (increasing returns) sudah
masuk akal untuk terus meningkatkan produksinya. Dalam hubungannya dengan semua
ini ditunjukkan arti dan peranan elastisitas permintaan.
4.
Distribusi
Pendapatan Menurut Alfred Marshall
Karena Marshall tertarik dengan
ekonomi berdasarkan pertimbangan moral dan ingin membantu yang miskin, maka
tidak mengejutkan bahwa secara khusus ia memperhatikan masalah distribusi
pendapatan dan kemiskinan. Alfred Marshall mengemukakan teori tentang
distribusi pendapatan menjadi 4 bagian:
a. Sewa Tanah
Teori Sewa Tanah dari Marshall pada
dasarnya sama dengan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo, dimana
disebutkan bahwa “tinggi rendahnya sewa tanah ditentukan oleh kesuburan
tanah tersebut”. Selain itu tingkat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan
pangan meningkat, untuk itu diperlukan tanah yang subur untuk memproduksi
tanaman yang bisa dijadikan bahan makanan, hal ini untuk menambah cadangan
pangan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, tanah yang subur sangat dibutuhkan dan
apabila tanhnya berkurang maka harganya akan meningkat.
b. Bunga Modal
Teori bunga modal dari Marshall
berbunyi “bunga modal merupakan balas jasa, karena si penabung terpaksa
tidak dapat mengkonsumsi pada waktu sekarang. Jadi bunga modal timbul karena
pengorbanan menunggu selama beberapa waktu sebelum jasa modal membuahkan
imbalan jasanya berupa bunga”.
c. Upah Buruh
Marshall menganggap pembentukan
upah, sebagai hasil sejumlah faktor permintaan dan penawaran, sebagai bagian
dari teori harga umum. Sebagaimana diketahui bahwa harga terbentuk dari
kesepakatan antara permintaan dan penawaran, dapat dijelaskan apabila harga
upah dinaikkan maka biaya produksi akan meningkat, hal ini menyebabkan harga
meningkat, penawaran akan bergeser ke kiri sehingga permintaan akan menurun
diakibatkan harga meningkat, untuk itu perusahaan/produsen akan menurunkan
produksinya dan upah akan kembali turun karena permintaan barang/produksi
menurun, dengan menurunnya permintaan akan produk hal ini menyebabkan
pendapatan produsen menurun, untuk ituharus dilakukan efisiensi diantaranya
dengan menurunkan upah.
d. Laba Pengusaha
Marshall membagi laba menjadi dua
jenis, yaitu:
·
Net
Interest
Net interest merupakan kompensasi
yang diberikan selama menunggu, artinya laba diperoleh karena pengusaha harus
menunggu sampai modal yang diinvestasikannya telah menghasilkan keuntungan.
·
Gross
Interest
Disamping Net Interset juga mencakup
premi resiko dan ganti rugi untuk kapasitas organisatorik. Laba merupakan ganti
kerugian bagi faktor uncertainty yang dihadapi pengusaha, hal ini berarti laba
merupakan sesuatu yang diharapkan bisa menjadi pengganti ketidakpastian yang
dialami oleh pengusaha selama ia menginvestasikan.
Asumsi
ajaran alfred marshall
·
Asumsi sama seperti klasik aitu terjadi
pasar persaingan bebas.
·
Adanya
integritas penawaran (supply) dan permintaan (demand).
·
Kepuasan
uang yang bersifat konstan.
·
Adanya
pembagian waktu dalam produksi.
·
Adanya
cateris paribus.
·
Konsumen memaksimumkan kepuasan
berbatas pada kemampuan finansialnya.
·
Konsumen mempunyai pengetahuan tentang
beberapa alternatif sumber.
·
Konsumen selalu bertindak dengan
rasional.
·
Pendapatan tetap sama.
·
Harga produk substitusi dan kompetitif
adalah tetap dan ekspektasi dan perdagangan luar negeri tidak berubah.
I. IBNU KHALDUN
Ibnu
Khaldun adalah raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja
Bapak sosiologi tetapi juga Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak
teori ekonominya yang jauh mendahului Adam Smith dan Ricardo. Artinya, ia
lebih dari tiga abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut.
Muhammad Hilmi Murad telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul
Iqtishad : Ibnu Khaldun. Artinya Bapak Ekonomi : Ibnu Khaldun. Dalam
tulisan tersebut Ibnu Khaldun dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas
pertama ilmu ekonomi secara empiris. Tulisan ini menurut Zainab Al-Khudairi,
disampaikannya pada Simposium tentang Ibnu Khaldun di Mesir 1978.
Ibnu
Khaldun mengkaji problem ekonomi masyarakat dan negara secara empiris. Ia
menjelaskan fenomena ekonomi secara aktual. Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy,
menuliskan poin-poin penting dari materi kajian Ibnu Khaldun tentang ekonomi.
Ibn
Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk ajaran tentang
tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan permintaan,
konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan penduduk, makro
ekonomi dari pajak dan pengeluaran publik, daur perdagangan, pertanian,
indusrtri dan perdagangan, hak milik dan kemakmuran, dan sebagainya. Ia juga
membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat dalam perkembangan
ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalam kurva penawaran
tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur. Sejalan dengan Shiddiqy
Boulokia dalam tulisannya Ibn Khaldun: A Fourteenth Century Economist”, menuturkan
:
(Ibn Khaldun telah menemukan
sejumlah besar ide dan pemikiran ekonomi fundamental, beberapa abad sebelum
kelahiran ”resminya” (di Eropa). Ia menemukan keutamaan dan kebutuhan
suatu pembagian kerja sebelum ditemukan Smith dan prinsip tentang nilai kerja
sebelum Ricardo. Ia telah mengolah suatu teori tentang kependudukan sebelum
Malthus dan mendesak akan peranan negara di dalam perekonomian sebelum Keynes.
Bahkan lebih dari itu, Ibn Khaldun telah menggunakan konsepsi-konsepsi ini
untuk membangun suatu sistem dinamis yang mudah dipahami di mana
mekanisme ekonomi telah mengarahkan kegiatan ekonomi kepada fluktuasi jangka
panjang)”.
Ibn Khaldun berpendapat bahwa antara
satu fenomena sosial dengan fenomena lainnya saling berkaitan.
Fenomena-fenomena ekonomis, memainkan peran penting dalam perkembangan
kebudayaan, dan mempunyai dampak yang besar atas eksistensi negara (daulah)
dan perkembangannya. Pendapat-pendapat Ibn Khaldun yang begitu unik tentang hal
ini akan dibahas dalam sub tulisan ini. Ibn Khaldun telah mengkhususkan bab
kelima kitab al-muqaddimah untuk mengkaji “penghidupan dengan
berbagai segi pendapatan dan kegiatan ekonomis”.
Pemikiran
Ibnu Khaldun tentang keterkaiatan ekonomi dengan politik (negara) dan
aspek-aspek lainnya. Pemikiran Ibnu Khaldun dalam hal ini dapat dilihat dalam
gambar di bawah ini :
Di
mana :
•
G = Government (pemerintah) = الملك
•
S = Syari’ah = الشريعة
•
W = Wealth (kekayaan/ekonomi) = الأموال
•
N = Nation (masyarakat/rakyat) = الرجال
•
D = development (pembangunan) = عمارة
•
J = Justice (Keadilan) = العدل
1.
Pemerintah (G) tidak dapat diwujudkan kecuali dengan
implementasi
Syari’ah (S).
2. Syari’ah
(S) tidak dapat diwujudkan kecuali oleh pemerintah/penguasa (G).
3. Pemerintah
(G) tidak dapat memperoleh kekuasaan kecuali oleh masyarakat(N).
4. Pemerintah
G) yang kokoh tidak terwujud tanpa ekonomi (W) yang tangguh.
5. Masyarakat
(N) tidak dapat terwujud kecuali dengan ekonomi/kekayaan (W).
6. Kekayaan
(W) tidak dapat diperoleh kecuali dengan pembangunan (D).
7.
Pembangunan (D) tidak dapat dicapai kecuali dengan keadilan (J).
8. Penguasa/pemerintah
(G) bertanggung jawab mewujudkan keadilan (J).
9. Keadilan
(J) merupakan mizan yang akan dievaluasi oleh Allah.
Formulasi
Ibnu Khaldun menunjukkan gabungan dan hubungan variabel-variabel yang
menjadi prasyarat mewujudkan sebuah negara (G). Variabel tersebut adalah
syari’ah (S), masyarakat (N), kekayaan (W), pembangunan (D) dan keadilan
(J).
Semua
variabel tersebut bekerja dalam sebuah lingkaran yang dinamis saling tergantung
dan saling mempengaruhi. Masing-masing variabel tersebut menjadi faktor yang
menentukan kemajuan suatu peradaban atau kemunduran dan keruntuhannya. Keunikan
konsep Ibnu Khaldun ini adalah tidak ada asumsi yang dianggap tetap (cateris
paribus) sebagaimana yang diajarkan dalam ekonomi konvensional saat ini.
Karena memang tidak ada variabel yang tetap (konstan) . Satu variabel bisa
menjadi pemicu, sedangkan variabel yang lain dapat bereaksi ataupun
tidak dalam arah yang sama. Karena kegagalan di suatu variabel tidak secara
otomotis menyebar dan menimbulkan dampak mundur, tetapi bisa diperbaiki.
Bila variabel yang rusak ini bisa diperbaiki, maka arah bisa berubah menuju
kemajuan kembali. Sebaliknya, jika tidak bisa diperbaiki, maka arah perputaran
lingkaran menjadi melawan jarum jam, yaitu menuju kemunduran..Namun bila
variabel lain memberikan reaksi yang sama atas reaksi pemicu, maka kegagalan
itu akan membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasi penyebab dan akibatnya.
Variabel pembangunan (D) dan keadilan (J)
perlu mendapat perhatian, sebagaimana variabel-variabel lain. Pembangunan
merupakan unsur panting dalam masyarakat, tanpa pembangunan masyarakat
tidak akan maju dan berkembang. Namun, pembangunan tidak akan berarti
tanpa keadilan. Oleh karena itu, perlu konsep distributive justice
untuk mewujudkan keadilan pembangunan tersebut.
Bila
masing-masing variabel itu digabung, relasi fungsional terwujud dalam formula G
= f (S, N, W, D,J). Atau G adalah fungsi dari variabel (S, N, W, D, J). G
ditempatkan sebagai variabel dependent, karena G dalam hal ini adalah
kelangsungan peradaban, kejayaan atau kemunduran/keruntiuhan, dipengaruhi oleh
lima variabel tersebut. Secara sederhana bisa dibaca bahwa penguasa (G) bertgas
dan bertangung jawab menerapkan syari’ah, sebab tanbpa syari’ah, masyarakat
akan kacau, negara akan runtuh. Negara juga harus menjamin hak-hak
masyarakat dan bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyuarakat (N) agar
masyarakat sejahtera/makmur (W), melalui pembangunan yang adil. Bila
variabel-variavel itu tidak dipenuhi, maka kekuasaan tingal menunggu waktu
runtuhnya.
M.Umer
Chapra merumuskan pemikiran Ibnu Khaldun dengan gambar lingkaran, sebut saja
lingkaran keadilan. Menurut Ibn Khaldun, ada tiga kategori utama
dalam kerja: pertanian, perdagangan dan berbagai kegiatan lainnya. Ibnu Khaldun
menjelaskan bahwa para petani menghasilkan hasil pertanian lebih banyak dari
yang mereka butuhkan. Karena itu mereka menukarkan kelebihan produksi
mereka dengan produk-produk lain yang mereka perlukan. Dari sinilah timbul
perdagangan (tijarah). Jadi, pekerjaan perdagangan ini secara
kronologis timbul setelah adanya produksi pertanian Seperti telah dikemukan,
perdagangan adalah upaya memproduktifkan modal yaitu dengan membeli
barang-barang dan berusaha menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. Ini
dijalankan, baik dengan menunggu meningkatnya harga pasar atau dengan membawa
(menjual) barang-barang itu ke tempat yang lebih membutuhkan, sehingga akan
didapat harga yang lebih tinggi, atau kemungkinan lain dengan menjual
barang-barang itu atas dasar kredit jangka panjang.
Selanjutnya Ibnu Khaldun, mengatakan
bahwa laba perdangangan yang diperoleh pedagang akan kecil bila modalnya
kecil. Tetapi bilamana kapital besar maka laba tipis pun akan merupakan keuntungan
yang besar”.
Perdagangan
menurutnya adalah “pembelian dengan harga murah dan penjualan dengan
harga mahal”, Pekerjaan pedagang ini, menurut Ibn Khaldun, memerlukan prilaku
tertentu bagi pelakunya, seperti keramahan dan pembujukan. Namun
para pedagang sering kali melakukan kebiasaan mengelak dari jawaban yang
sebenarnya (dusta), dan pertengkaran”, karena itu para pedagang selalu
mengadukan persoalan sengketa perdagangan kepada hakim.
Perindustrian,
menduduki peringkat budaya yang tinggi dan lebih kompleks ketimbang
pertanian dan perdagangan. Perindustrian umumnya terdapat pada kawasan-kawasan
perkotaan di mana penduduknya lebih mencapai peringkat kebudaan yang lebih
maju. “Di kota-kota kecil jarang terdapat industri-industri kecuali industri
yang sederhana. Apabila peradaban (civilization) semakin meningkat dan
kemewahan semakin meluas, maka industri benar-benar akan tumbuh dan berkembang
dengan nyata”. Jadi, setiap kali peradaban semakin meningkat maka semakin
berkembanglah industri, karena antara keduanya terjalin hubungan yang erat.
Industri-industri yang kompleks dan beraneka ragam itu membutuhkan banyak
pengetahuan, skills, latihan dan pengalaman. Oleh karena itu individu-individu
yang bergerak di bidang ini harus memiliki spesialisasi. Menurut Ibn Khaldun
kegiatan perindustrian ini membutuhkan bakat praktis dan ilmu pengetahuan”.
Ibn Khaldun mengklasifikasikan industri
menjadi dua, pertama, industri yang memenuhi kebutuhan manusia, baik
yang primer maupun yang skunder, dan kedua industri yang khusus
bergerak di bidang ide/pemikiran, seperti “penulisan naskah buku-buku,
penjilidan buku, profesi sebagai penyanyi, penyusunan puisi, pengajaran ilmu,
dan lain-lain sebagainya”. Ibn Khaldun juga memasukkan profesi tentara dalam
klasifikasi yang terakhir ini.
Spesialisasi
di bidang industri tidak hanya bergerak secara individual, tapi juga bercorak
regional atau dengan kata lain ada kawasan tertentu yang memiliki keahlian
dalam suatu bidang industri sementara kawasana lainnya memiliki keahlian
dalam industri lainnya sesuai dengan kesiapan masing-masing kawasan.
Teori harga dan Hukum Supply and Demand
Ibnu Khaldun ternyata telah merumuskan
teori harga jauh sebelum ekonom Barat modern merumsukannya. Sebagaimana disebut
di awal Ibnu Khaldun telah mendahului Adam Smith, Keyneys, Ricardo dan Malthus.
Inilah fakta sejarah yang tak terbantahkan.Ibnu Khaldun, dalam
bukunya Al-Muqaddimah menulis secara khusus satu bab bab yang berjudul
“Harga-harga di Kota”. Menurutnya bila suatu kota berkembang
dan populasinya bertambah banyak, rakyatnya semakin makmur, maka permintaan
(supply) terhadap barang-barang semakin meningkat, akibatnya harga menjadi
naik. Dalam hal ini Ibnu Khaldun menulis:
اان المصر اذا كان مستبحرا موفور العمران
كثير حاجة الترف توافرت حينئذ الدواعى على طلب تلك المرافق والاستكثار منها
. كل بحسب حاله فيقصر الموجود منها على الحاجة قصورا بالغا ويكثرالمستمان لها
وهى قليلة في نفسها فتزدحم أهل الأغراض ويبذل أهل الرفه والترف أثمانها
باسراف في الغلاء لحاجاتهم اليها أكثر من غيرهم فيقع فيها الغلاء
كما تراه
Artinya
: Sesungguhnya apabila sebuah kota telah makmur dan berkembang serta
penuh dengan kemewahan, maka di situ akan timbul permintaan (demand) yang
besar terhadap barang-barang. Tiap orang membeli barang-barang mewah itu
menurut kesanggupannya. Maka barang-barang menjadi kurang. Jumlah pembeli
meningkat, sementara persediaan menjadi sedikit. Sedangkan orang kaya berani
membayar dengan harga tinggi untuk barang itu, sebab kebutuhan mereka makin
besar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya harga sebagaimana anda lihat.
Ibnu
Khaldun secara ekspilisit memformulasikan tentang hukum supply dan
kaitannya dengan harga. Menurutnya apabila sebuah kota berkembang pesat,
mengalami kemajuan dan penduduknya padat, maka persediaan bahan makanan
pokok melimpah. Hal ini dapat diartikan penawaran meningkat yang berakibat pada
murahnya harga barang pokok tersebut. Analisa supply and demand Ibnu Khaldun
tersebut dalam ilmu ekonomi modern, diteorikan sebagai terjadinya
peningkatan disposable income dari penduduk kota. Naiknya disposible
income (kelebihan pendapatan) dapat menaikkan marginal propersity to
consume (kecendrungan marginal untuk mengkonsumsi) terhadap barang-barang
mewah dari setiap penduduk kota tersebut. Hal ini menciptakan demand baru
atau peningkatan permintaan terhadap barang-barang mewah. Akibatnya
harga barang-barang mewah akan meningkat pula. Adanya kecendrungan
tersebut karena terjadi disposable income penduduk seiring dengan
berkembangnya kota.
Menurutnya,
supply bahan pokok di kota besar jauh lebih besar dari pada supply
bahan pokok penduduk desa (kota kecil). Penduduk kota besar memiliki supply
bahan pokok yang berlimpah yang melebihi kebutuhannya sehingga harga bahan
pokok di kota besar relatif lebih murah. Sementara itu, supply bahan
pokok di desa relatif sedikit, karena itu orang-orang khawatir kehabisan
makanan, sehingga harganya relatif lebih mahal. Dalam hal ini Ibnu Khaldun
menulis dalam Al-Muqaddimah :
اعلم أن الأسواق كلها تشتمل على حاجة
الناس فمنها الضروري وهي الأقوات من الحنطة وما في معناها كاالباقلاء والبصل
والثوم وأشباهه ومنها الحاجي والكمالي مثل الأدم والفواكه والملابس والمراكب
وسائر الصنائع والمباني فاذا استبحر المصر وكثر ساكنه رخصت أسعار الضروري
من القوت وما في معناهه وغلت أسعار الكمالي من الأدم والفواكه وما يتبعها واذا
قل ساكن المصر وضعف عمرانه كان الأمر با العكس
Artinya
: Ketahuilah bahwa sesungguhnya semua pasar menyediakan kebutuhan manusia, di
antaranya kebutuhan dharuriy (primier), yaitu makanan pokok seperti gandum dan
segala jenis makanan pokok lainnya seperti sayur buncis, bawang merah, bawang
putih dan sejenisnya. Ada pula kebutuhan yang bersifat hajiy (sekunder)
dan kamaly (tertier) yang merupakan kebutuhan pelengkap seperti bumbu
makanan, buah-buahan, pakaian, perabot rumah tangga, kenderaan, dan seluruh
produk hasil industri. Apabila sebuah kota berkembang maju dan penduduknya
padat (banyak), maka murahlah harga barang kebutuhan dharuriy seperti
makanan pokok dan menjadi mahal harga-harga barang kebutuhan pelengkap, Apabila
penduduk suatu daerah sedikit (seperti desa) dan lemah peradabannya, maka
terhadi sebaliknya.(terjadi harga mahal).
Analisa
Ibnu Khaldun tentang harga dengan menggunakan hukum kekuatan supply and
demand adalah suatu rumusan yang sangat luar biasa, karena jauh sebelum
kelahiran ekonom modern, ia secara cerdas telah merumuskannya.
Dalam
mengkaji masalah demand, Ibnu Khaldun membahas
faktor-faktor penentu yang menaikkan dan menurunkan permintaan.
Menurutnya, setidaknya ada lima faktor.
1.
Harga.
2.
Pendapatan.
3.
Jumlah penduduk.
4.
kebiasaan masyarakat.
5. Pembangunan kesejahteraan umum.
Sedangkan
dalam konteks supply, faktor-faktor penentunya ada enam faktor
1.
Harga.
2.
permintaan.
3.
Laju keuntungan.
4.
Buruh.
5.
Keamanan.
6.
Tingkat kesejahteraan masyarakat.
Ibnu Khaldun merumuskan bahwa
peningkatan supply akan menurunkan harga. Sebaliknya, jika
terjadi penurunan penawaran akan menaikkan harga. Ibnu Khaldun sebagaimana
dijelaskan Umer Chapra menyatakan bahwa harga-harga yang terlalu rendah akan
merugikan pengrajin dan pedagang, sehingga akan mendorong mereka keluar dari
pasar, sebaliknya, harga-harga yang tinggi akan merugikan konsumen. Oleh karena
itu, harga-harga yang moderat antara kedua ekstrim tersebut merupakan
titik harga keseimbangan yang diinginkan, karena hal itu tidak saja
memberikan tingkat keuntungan yang secara sosial dapat diterima oleh pedagang,
melainkan juga akan membersihkan pasar dengan mendorong penjualan dan pada
gilirannya akan menimbulkan keuntungan dan kemakmuran besar.
Di sisi lain, harga-harga yang rendah
jelas tetap diinginkan terhadap barang-barang kebutuhan pokok, karena hal ini
akan meringankan beban orang miskin yang merupakan mayoritas penduduk. Dari
pemikiran Ibnu Khaldun, terlihat bahwa ia sangat menginginkan terciptanya harga
yang stabil dengan ongkos (biaya) hidup yang relatif rendah.
J. JOHN MAYNARD KEYNES
John
Maynard (JM) Keynes adalah seorang tokoh pemikir ekonomi dan keuangan Inggris.
John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris pada tanggal 5 Juni 1883.
Keynes dibesarkan pada zaman Ratu Victoria. Pada waktu masih sekolah Keynes
memang cemerlang. Ketika Keynes berusia empat setengah tahun ia sudah
memikirkan arti bunga dilihat dari segi ekonomi. Pada umur enam tahun ia sudah
ingin mengetahui bagaimana kerja otak manusia. Ia menjadi dosen dalam mata
kuliah ilmu ekonomi dan keuangan di Cambridge. Keynes yang dinilai para ahli
ekonomi sebagai ekonomi modern. Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang
menyebabkan lahirnya mazhab baru yakni mazhab Keynes. Keynes juga tercatat
sebagai bendaharawan King’s College sejak tahun 1908 ia wafat. Di samping itu
Keynes juga menjadi anggota Royal Cominision, sebagai Treasury (1915-1919) dan
pada bulan Januari 1919 Ia menjadi utusan utama Inggris ke Konferensi
Perdamaian Paris.
Pada
bulan Desember tahun 1919 itu pulalah Keynes menerbitkan bukunya yang berjudul
The Economic Consequences of the Peace (Konsekuensi ekonomi dan perdamaian )
yang membuat Keynes terkenal. Dan tahun 1921 sampai 1938 ia menjabat sebagai
presiden komisaris dan National Mutual Life Assurance Society dan memimpin
suatu perusahaan investasi. Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan lagi hasil
pemikirannya yang terpenting dan terkenal hingga sekarang yakni The General
Theory of Employment, Interest, and Money (Teori Umum mengenai Lowongan/Peluang
Kerja, Bunga dan Uang tahun 1941 Keynes diangkat menjadi direktur Bank of
England (Bank Sentral Inggris) dan pada tahun 1942 Ia menjadi The First Baron
Keynes of Tilton, yakni suatu gelar kerajaan yang sangat terhormat berkat
sumbangan pikirannya yang sangat besar itu. Pada juli 1944 Keynes juga pernah
memimpin delegasi Inggris ke Konferensi Moneter dan Keuangan PBB di Bretton
Woods, Anierika Dan konferensi itu lahirlah apa yang dikenal dengan Dana
Moneter International (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia (ZBRD
yakni International Bank for Reconstruction and Development). Tahun 19445
Keynes juga pernah menjadi perunding utama dari Anglo-American Loan (Kredit
Inggris Amerika) .
Karya pemikiran keynes mengenai
ekonomi dan keuangan
·
Pemikiran-pemikirannya yang berjudul
Indian Currency and Finance (1913).
·
A Treatise on Probability (1921).
·
A Revision of Treaty (1922).
·
A Tract on Monetaty Reform (1923).
·
American ed., Monetary Reform (1924).
·
A. Short View Of Russia (1925).
·
The Economic Consequences of Mr
Churchill (1925).
·
The End Of Laissez Fair (1926).
·
San Essays in Biography (1933).
Pendapat Keynes
Keynes
berpendapat bahwa pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dpengaruhi oleh pendapatan.
Semakin tinggi tingkat pendapat mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat
konsumsi. Selain itu, pendapatan juga berpengaruh terhadap tabungan. Semakin
tinggi pendapatan, semakin besar pula tabungannya karena tabungan merupakan
bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi. Walaupun pendapatan penting peranannya
dalam menentukan konsumsi, peranan faktor-faktor lain tidak boleh diabaikan.
Dibawah ini diterangkan beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi
dan tabungan:
1)
Kekayaan yang terkumpul
Sebagai akibat menapat harta
warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil
memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak
terdorong lagi untuk menabung lebih banyak.maka lebih besar bagian dari
pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk
orang yang tidak memperoleh warisan mereka lebih bertekat untuk menabung yang
lebih banyak di masa yang akan datang.
2) Tingkat bunga
Tingkat bunga dapatlah dipandang
sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumah tangga akan
berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih banyak
bunga yang akan diperoleh.
3) Sikap berhemat
Berbagai
masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada
masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan
tabungan. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPCnya adalah lebih rendah tapi
ada pula masyarakat yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi yang
berdiri APC dan MPCnya adalah tinggi.
4) Keadaan Perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh
dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat berkecenderungan
melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan
berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam
keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran
menunjukkan tendensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan
pendapatnya makin berhati-hati.
5) Distribusi Pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusi
pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan akan dapat diperoleh. Dengan
masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh
sebagian kecil penduduk yang sangat kaya, dan golongan masyarakat ini mempunyai
kecenderungan menabung yang tinggi. Maka mereka boleh menciptakan tabungan yang
banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup
membiayai konsumsi dan tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat yang
distribusi pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungannya relatif sedikit
karena mereka mempunyai kecondongan mengkonsumsi yang tinggi.
Arthur
Cecile Pigou kelahiran 18 November 1877,
Ryde, Kepulauan Wright Kehidupan Pribadi :Ayah dari tokoh AC. Pigou
adalah seorang pegawai di angkatanInggris; ibunya berasal dari garis keluarga
pejabat pemerintah Irlandia.Pigou pertama-tama belajar di Harrow, sebuah
sekolah swasta elite diInggris, dan
kemudian di King’s College, Cambridge ; tetapi pada tahun ketiga masa
studinya ia terpengaruh Alfred Marshall dan HenrySidgwick, yang meyakinkan
dirinya agar tetap belajar ekonomi politik. Sebagaimana Marshall, Pigou
tertarik ekonomi karena nilai praktisnya. Ia mengatakan pada
mahasiswanya bahwa ´ tujuan utama dari belajar ekonomi adalah agar kita
mampu melihat argumen-argumen ekonomi palsu
dari para politisi´ (Champernowne, 1959, hlm. 464). Ketika Marshall
mengundurkan diri dari Cambridge pada tahun 1908, Pigou menduduki jabatan
Ketua Jurusan Ekonomi Politik yang ditinggalkan Marshal. Sejak saat itu sampai
ia pensiun pada tahun 1943, Pigou adalah seorang tokoh utama yang
menjelaskan pandanganekonomi Marshall di
Cambridge.Perang Dunia 1 menjadi pengalaman yang mengubah kehidupan
Pigou. Ia terus melanjutkanmengajar di
Cambridge, tetapi ia juga bekerja di korps ambulans di dekat garis pertempuransaat
ia libur. Johnson (1960, hlm.153) melaporkan bahwa ´pengalaman ini telah mengubahseorang
sarjana muda era Edwardian yang periang, suka humor, bersifat sosial dan
ramahtamah, menjadi seorang pertapa yang eksentrik.´ Disamping menjadi
penyendiri, Pigou jugadikenal sebagai orang yang sangat sederhana, khususnya
ketika ia sedang berpakaian. Iasering mengenalan apakaian lusuh dan kotor dan
memamerkan diri.´ pada suatu hari di perpustakaan Marshall di hadapan lima
puluh orang yang dengan babngga mengenakanstelan
yang dibeli sebelum Perang Dunia 1´ (Johnson, 1960, hlm.150).
Karya-karya Ilmiah
Arthur Cecile Pigou
·
Protective and Preferential Import Duties, London, Frank Cass, 1906.
·
Wealth and Welfare, London, Mcmillan, 1912.
·
Unemployment,
New York, Holt, 1914.
·
The Economic of Welfare (1920),
edisi ke-4, London, Macmillan, 1932.
·
Industrial Fluctiation, London,
Macmillan, 1927.
·
A Study in Public Finance (1929), edisi
ke-3, London, Macmillan, 1951.
·
The Theory of Unemployment, London,
Macmillan, 1933.
·
The Economycs of Stationary States, London, Macmillan, 1935.
·
Mr. J.M Keynes’s General Theory of Employment, Interest and
Money, Economica, 3,10 (Mei, 1936), hlm.
115-32.
·
The Classical Stationery State,Economic
Journal, 53 (1943), hlm. 343-51.
Pokok Pemikiran Arthur Cecile Pigouy Ekonomi kesejahteraan ( economicw
elf are)
A.C
Pigou dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi kesejahteraan modern, yang mempelajari
bagaimana membuat ekonomi beroperasi dengan lebih efisien sertaketidaksesuaian
(trade offs) antara efisiensi dan keadilan (equity) Analisis
mengenaiek sternalitas.
Kontribusi ekonomi yang utama dari Pigou di bagi menjadi dua
kategori. Pertamaanalisisnya mengenai eksternalitas yang memberikan landasan
bagi keuangan publik modern, ekonomi lingkungan dan ekonomi kesejahteraan.
Kedua, Pigou adalah lawan utama dari
revolusi makro ekonomi yang dimulai oleh Keyness.
1.Eksternalitas
negatif
Untuk
beberapa barang, semua biaya produksi ditanggung oleh perusahaan dandialihkan
kepada konsumen melalui harga barang. Pigou (1920) menunjukkan bahwa biaya
produksi (swasta) suatu perusahaan mungkin tidak merefleksikan semua
biayasosial dari produksi. Ketika para produsen membuat suatu barang, mereka
hanya peduli pada biaya privat mereka-tenaga kerja, bahan baku, dan modal
yang harusmereka beli. Tetapi produksi meghasilkan polusi lingkungan dan
biaya-biaya ini di bayar oleh pihak
ketiga yang tidak melakukan produksi atau mengkonsumsi barangtersebut.
Disini biaya sosial dan produksi melebihi biaya privat; perusahaan dankonsumen
masing-masing membayar sebagian biaya dari pembuatan barang tersebut.Hasil
pasar bukan hasil yang paling baik dalam situasi seperti ini. Kita terlalu
banyak menghasilkan barang yang mencemari lingkungan; dan perusahaan
cenderung menggunakan teknologi yang menimbulkan polusi karena biaya polusi
jatuh pada pihak ketiga sedangkan perusahaan bebas dari biaya
tersebut.Akibatnya, sistem pasar ini menghasilkan air dan udara yang sangat
tercemar,serta suara bising dan kemacetan di daerah urban.
2.Eksternalitas
positif
Di
pihak lain, produksi dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat yang jumlahnya melebihi manfaat yang diterima
oleh konsumen yang membeli barangtersebut. Mercusuar, sebuah contoh yang
dikembangkan oleh ahli ekonomi dan filsuf Inggris, Henry Sidgwick,
biasanya dipakai oleh para ahli ekonomi untuk menggambarkan hal ini. Contoh lainnya, adalah polisi dan pemadam
kebakaran, pertahanan nasional dan pengeluaran untuk pelayanan dan
pendidikan.Individu yang membeli obat flu akan mendapatkan manfaat karena
mereka merasalebih sehat setelah meminum obat flu itu. Tetapi jika obat itu
ternyata juga mengurangikemungkinan bahwa orang lain akan tertular penyakit
tersebut, maka manfaat sosialakan lebih besar dari pada manfaat prifat.
Hubungan
industri dan bea import.
Ia
menemukan banyak sekali keuangan publik modern, khususnya argumen dan
dasar pemikiran dari intervensi pemerintah dalam perekonomian.
Biaya
sosial dan biaya privat
Perbedaan antara biaya privat
dan biaya sosial dinamakan ´eksternalitas´(eksternalities), ´efek yang
berlebihan´ (third-party effects). Pigou menegaskan bahwaketika biaya privat
marginal dan biaya sosial marginal berbeda, maka sistem pasar tidak
efisien. Perbedaan antara biaya sosial dan biaya privat ini dapat
menjadi justifikasi bagi pemerintah untuk campur tangan dalam pasar.
Intervensi
pemerintah
Apabila ada
eksternalitas positif yang besar, entah itu orang-orang membayaratau tidak,
mereka akan memperoleh keuntungan. Kemampuan mendapatkankeuntungan dari
beberapa barang atau jasa tanpa harus membayar ini disebut freerider problem.
Setiap
orang, dengan memandang segala sesuatu dari sudutpandang mereka sendiri, akan
mengetahui meskipun mereka tidakmenyumbangkan uang untuk pertahanan nasional,
namun sebuah sistempertahanan
tersebut akan dibangun; dan mereka mesih memperoleh manfaat daripengeluaran pertahanan yang besar. Jika Amerika
diserang pihak asing, rumahsaya akan tetap dilindungi walaupun saya tidak
membayar untuk pertahanannasional.
Solusinya
adalah pemerintah mesti meningkatkan penghasilan berbasis pasar. Pemerintah
harusmengembangkan sistem pertahanan dan harus mengenakan pajak
keuntungan(warga negaranya) untuk biaya pembuatan sistem pertahanan itu.
1.Pajak
dan subsidi (pajak progresif dan
transfer)
Pemerintah
dapat memperbaiki masalah yang bersumber darieksternalitas ini melalui pajak dan
subsidi. Tetapi kadang-kadang perbaikan hukumsudah cukup untuk menyelesaikan
masalah. Misalnya, dalam Economics of Welfare,Pigou (1920, hlm. 129-30)
berpendapat bahwa perusahaan kereta api harus memberikompensasi kepada para
petani dan pemilik properti lainnya yang menderita kerugiandari bahaya api dan asap yang disemburkan oleh
kereta api.Pigou (1920, Bab 1) menegaskan bahwa salah satu tugas ahli
ekonomi adalah mengidentifikasikan eksternalitas dan membantu menghilangkannya
denganmenunjukkan bagaimana dan kapan tindakan pemerintah akan meningkatkan
hasil pasar.Ia bahkan berpendapat bahwa
ahli ekonomi mempunyai tanggung jawab moral untuk mengidentifikasi
eksternalits ini. Perhatian utamanya ialah bagimana menaikkankesejahteraan
ekonomi bangsa. Hal ini, menurut Pigou tergantung pada ukuran dandistribusi dari kue ekonomi.Lebih banyak
output akan meningkatkan kesejahteraan umum, karena orang-orangmenginginkan
memiliki sesuatu, dan semakin banyak barang yang mereka miliki,semakin
bertambah baik keadaan mereka. Kebijakan redribusi ekonomi juga
akanmeningkatkan kesejahteraan umum.
2.Perbaikan hukum
Dalam hal hukum, perubahan kebijakan
utama harus dilakukan di dalam hukumlibilitas Inggris. Jika perusahaan kereta
harus memberi kompensasi pada orang lainkarena bahaya yang ditimbulkan kereta
api. Pigou berpendapat mereka akan lebih berhati-hati dan hanya akan
menjalankan sedikit kereta api. Jadi biaya privat tidak lagi berbeda, dan
eksternalitas akan terinternalisasikan, atau akan menjadi bagian dari
biayatransportasi barang dengan menggunakan kereta.
3.Intervensi
pemerintah tidak diharapkan
Terkhir dalam beberapa kasus, untuk
memperbaiki permasalahan yang muncul darieksternalitas, campur tangan
pemerintah justru tidak dapat dibenarkan. Kerika biayayang mengenai pihak
ketiga hanya sedikit dan biaya dari setiap perbaikan lebih, anaisis biaya
manfaat akan menghasilkan kesimpulan bahwa eksternalitas seharusnya
dibiarkantetap ada.Ambil contoh, suara bising yang ditimbulkan kereta api. Jika
suara ini hanyamenyebabkan ketidaknyamanan kecil bagi penduduk lokal maka biaya
untuk memindahkan jalan kerta api yang suaranya lebih pelan mungkin akan
melebihi biayaorang-orang yang medengar
suara kereta melintas di dekat rumah mereka beberapa jamsehari.
Teori
barang publik
Dalam analisa berikutnya akan kita bahas mengenai penyediaan barang/jasa
publikyang dibiayai dengan pajak yang dipungut dari masyarakat. Pigou
berpendapat bahwabarang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana
kepuasan marginal akan barangpublik samadengan ketidakpuasan marginal (marginal
disutility sksn psjsk ysng dipungutuntuk membiayai program-program pemerintah
atau untuk menyediakan barang publik.Pada diagram dibawah kurva kepauasan
marginal akan barang publik ditunjukkanoleh kurva UU. Kurva UU tersebut
mempunyai bentuk menurun yang menunjukkan bahwasemakin banyak barang publik
yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasanmarginal yang dirasakan oleh masyarakat. Dilain pihak,pajak merupakan
pungutan yangdipaksa oleh pemerintah
sehingga pembayaran pajak menimbulkan rasa tidak puas bagimasyarakat yang membayar pajak. Oleh karena itu
kurva ketidakpuasan marginal akanpembayaran
pajak mempunyai bentuk yang meninggi yang menunjukkan bahwa semakinbanyak pajak
yang dipungut, semaikn besar rasa ketidakpuasan marginal
masyarakat.Ketidakpuasan marginal ditunjukkan dengan sumbu tegak dari titik O
ke bawah dan kurvaketidakpuasan ditunjukkan oleh kurva PP. Pada titik F
kepuasan marginal barang publik (jarak CF) lebih besar daripada ketidakpuasan
masyarakat akan pembayaran pajak ( jarakFI ), sehingga pemerintah diharapkan
untuk memperkecil anggaran untuk menghasilkanbarang-barang publik yang lebih
sdikit.
Daftar
Pustaksa
Mangkoesoebroto, Guritno.1993. Ekonomi Publik. BPFE: Yogyakarta.
Deliarnov.
1995. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. PT
Raja Grafindo Prasada :Jakarta
Yuana, Kumara Ari. 2010. The Greatest
Philosophers 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM - Abad 21 yang menginspirasi
dunia bisnis. C. V. ANDI
OFFSET : Yogyakarta.
Joyo Hadi Kusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi .Yayasan
Obor Indonesia: Jakarta.
Skousen, Mark. 2006. Sejarah Pemikiran Ekonomi Sang Maestro
Teori-Teori Ekonomi Modern. Prenada: Jakarta.
Winardi. 1985. Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi. Tarsito: Bandung.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi. Yayaysan Obor Indonesia: Jakarta.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan
Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadja Mada: Yogyakarta.
Deliarnov. 2005. Perkembangan
Pemikiran Ekonomi. Raja Gralindo Persada: Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar