Minggu, 12 Mei 2013

TEORI EKONOMI

A.      ADAM SMITH

      Adam Smith lahir di kota Kirkcaldy, Skotlandia, tahun 1723. Ia merupakan tokoh terkemuka di bidang teori pembangunan ekonomi yang belajar di Universitas Oxford. Pada tahun 1751-764 menjadi Dosen di Universitas Glasgow.
Selama di situ dia menerbitkan buku pertamanya, "Theory of Moral Sentiments"(ditulis tahun 1759) yang mengangkat dirinya ke tengah-tengah masyarakat intelektual. Tetapi, puncak kemasyhurannya terutama terletak pada buku karya besarnya "An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth of Nations" yang terbit tahun 1776. Buku ini begitu terkenel sehingga, Smith dijuliki sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi”.

      Beliau adalah orang pertama yang mempersembahkan teori ekonomi yang sistematik dan mudah dicerna yang cukup tepat sebagai dasar bertolak buat kemajuan bidang itu di masa depan. Salah satu hasil besar yang disuguhkan buku ini adalah karena ia meluruskan dan menghalau perbagai anggapan yang terjadi terhadap orang sebelumnya. Smith menentang teori lama ekonomi perdagangan yang menekankan arti penting perlunya negara punya persediaan batangan emas dalam jumlah besar. Begitu pula, bukunya menolak pandangan para physiokrat yang mengatakan bahwa tanah merupakan sumber utama dari nilai. Sebaliknya Smith menekankan arti pokok yang paling penting adalah tenaga kerja. Smith dengan gigih menekankan bahwa peningkatan produksi dapat dicapai lewat pembagian kerja dan dia menyerang habis semua peraturan pemerintah yang usang dan campur tangannya berikut hambatan-hambatan yang menghalangi perkembangan dan perluasan industri.

Ide sentral "The Wealth of Nations" adalah pasar bebas yang bergerak menurut mekanisme pasar yang dianggapnya secara otomatis bisa memprodusir macam dan jumlah barang yang paling disenangi dan diperlukan masyarakat konsumen. Misalnya, persediaan barang yang justru disenangi merosot, dengan sendirinya harga akan naik dan kenaikan harga ini akan mendatangkan untung banyak bagi siapa saja yang memproduksinya. Karena untung banyak, pabrik-pabrik lain tergerak untuk memproduksi juga. Akibat dari kenaikan produksi tidak bisa tidak akan menyingkirkan keadaan kekurangan barang. Lagi pula, kenaikan suplai dalam kaitan dengan kompetisi antar perbagai perusahaan akan cenderung menurunkan harga komoditi pada tingkat harga yang "normal," misalnya ongkos produksinya.

      Dalam buku "The Wealth of Nations" Smith sebagian menggunakan pandangan-pandangan Malthus tentang kelebihan penduduk. Tetapi, jika Ricardo dan Karl Marx keduanya bersikeras bahwa tekanan penduduk akan mencegah upah naik melampaui batas keperluan (apa yang disebut "hukum baja upah"), Smith menegaskan bahwa kondisi kenaikan produksi upah dapat dinaikkan. Amatlah jelas, kejadian-kejadian membuktikan bahwa Smith benar dalam segi ini, sedangkan Ricardo dan Marx meleset. Argumen Smith menghadapi campur tangan pemerintah dalam bidang bisnis dan dunia perdagangan dan demi rendahnya harga serta perekonomian bebas, telah mempengaruhi secara pasti terhadap garis kebijaksanaan pemerintah di seseluruh abad ke-19. Sesungguhnya, pengaruhnya dalam hal itu masih tetap terasa hingga sekarang.

      Dalam “The Wealth of  Nations” di terangkan bahwa orang tidak perlu membuat sendiri barang-barang yang jika di beli lebih murah dari pada dibuat sendiri. Pemikiran-pemikiranya meliputi :
Hakikat manusia serakah, Ia menjelaskan bahwa ia tidak anti terhadap sifat egois manusia, karena sifat ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan. Sikap egois manusia tidak akan mendatangkan kerugian dan merusak masyarakat selama ada persaingan bebas.

Mekanisme pasar bebas, Smith menghendaki agar pemerintah tidak banyak campur tangan dalam mengatur perekonomian. Biarkan perekonomian berjalan dengan wajar karena nantinya akan ada suatu tangan tak kentara(invisible hands) yang akan membawa perekonomian ke arah keseimbangan. Karena menurut Smith, pasar justru akan mengalami distorsi yang akan membawa perekonomian pada ketidak efisienan.

Teori nilai, menurut Smith barang mempunyai dua nilai. Pertama, nilai guna(value in use) kedua, nilai tukar(value in exchange). Menurut Smith, hubungan antara nilai guna dan nilai tukar suatu barang yang mempunyai nilai guna tinggi kadang-kadang tidak mempunyai nilai tukar (tidak bisa ditukarkan dengan barang lain). Sebaliknya, ada barang yang mempunyai nilai tukar sangat tinggi, tetapi tidak begitu berfaedah dalam kehidupan. Contohnya, air dan intan.
Teori pembagian kerja, Smith mengambil kesimpulan bahwa produktifitas tenaga kerja dapat ditingkatkan melalui pembagian kerja (division of  labor). Pembagian kerja akan mendorong spesialisasi; orang akan memilih akan mengerjakan yang terbaik sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.

Teori akumulasi kapital, penigkatan kesejahteraan diperoleh dengan penigkatan laba. Cara terbaik menurut Smith adalah dengan melakukan investasi, yaitu membeli mesin-mesin dan peralatan. Karena dengan itu maka produktifitas labor akan semakin meningkat ini berarti bahwa akan meningkatkan produksi perusahaan yang kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat.

B.   THOMAS ROBERT MALTHUS (1766-1834)

      Thomas Robert Maltus meruakan pemikir klasik yang cukup berjasa dalam pengembangan pemikiran-pemikiran ekonomi. Ia menimba Ilmu di St.Jhon’s College, Cambridge Inggris kemudian melanjutkan di East India College. Pemikiran-pemikirannya mengenai ekonomi politik dapat di ikuti dari buku: Principles of political Economy(1820) dan Definition of Political Economy(1827). Selain itu buku-buku lain yang tak kalah popular yaitu:Essay on the Principle of Population as it Affects the future Improvement of Society(1798) dan An Inquiry into the Nature and Progress of Rent (1815).

      Buku yang paling dikenal luas adalah “Principles of population” dari buku ini terlihat bahwa Maltus adalah pengikut Adam Smith walau tak semuanya sejalan atas pemikiran yang sama. Maltus pesimis terhadap masa depan manusia berbanding terbalik dengan Smith. Kepesimisan Maltus bersumber pada kenyataan bahwa tanah sebagai salah satu faktor produksi utama berjumlah tetap. Dalam pengamatannya manusia berkembang jauh lebih cepat di bandingkan dengan produksi untuk memenuhi kebutuhan manusia.

      Dari isi dalam Essay on the Principles of Population (1796) Menguraikan bahwa satu-satunya jalan untuk menghindari tersebut adalah dengan melakukan kontrol atau pengawasan atas pertumbuhan penduduk dengan jalan keluar menunda usia kawin dan mengurangi jumlah anak. Pembatasan ini ia sebut sebagai pembatasan moral.

C.   DAVID RICARDO (1772-1823)

      David Ricardo merupakan ekonom terkenal di pasar modal sejak berusia empat belas tahun. Buku-buku karangan beliau antara lain : The High Price of Bullion (1810) dan A Proof of the Deppreciation of the Bank Notes (1811), membahas keuangan dan perbankan. Kemudian pada tahun (1815 ) menerbitkan Essay on the Influence of the Low price of Corn on the Profit of Stock yang kemudian di ubah menjadi The Principle of Political Economy  and Taxation. Dalam buku The Principles of  Political Economy and Taxation Terdapat beberapa teori yaitu, teori sewa tanah (land rent); teori nilai kerja (labor theory of value); teori upah alami (natural wages); teori uang dan yang terkenal adalah teori keuntungan komparatif (comparative advantage) dari perdagangan internasional. Pandangannya mengenai teori sewa tanah bahwa tingginya tingkat sewa tanah yaitu bukanlah tanah yang paling subur melainkan tanah marjinal (marjinal land), yaitu tanah yang paling tidak subur yang terakhir sekali masuk pasar. Selanjutnya mengenai teori nilai kerja dan upah alami,nilai tukar barang di tentukan oleh ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Dan teori yang paling terkenal adalah teori keuntungan berbanding (Comparative Advantages), dalam teori ini setiap kelompok masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan diri menghasilkan produk-produk yang dihasilkan lebih efisien. Berkat pengaruh Ricardo ,maka timbul gerakan anticorn law yaitu gerakan menentang diaturnya tataniaga jagung di inggris.

      Selain menjadi pakar yang terkenal Ricardo juga mendapat kecaman dari masyarakat. Hal ini di sebabkan karena dalam analisis ia sering bersikap “tegar dan dingin” sehingga ilmu ekonomi dikritik sebagai dismal science.

D.   JEAN BAPTISTE SAY

      J.B Say berasal dari Prancis dan  termasuk orang yang sangat mendukung pemikiran Smith. Oleh karena itu ia melakukan kodifikasi terhadap pemikiran-pemikiran Smith secara sistematis dalam bukunya Traite d’Economie Politique (1903). Pandangannya mengenai aliran klasik ialah  bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply creates its own demand) atau sering disebut hukum Say. Hukum say memiliki asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan sehingga dalam keadaan seimbang produksi cenderung menciptakan permintaannya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan.

      Menurutnya, dalam perekonomian pasar persaingan sempurna tidak akan mengalami kelebihan penawaran  (excess supply) kalaupun terjadi hanya sementara.  Kebijakan ini menjadi pedoman dasar dalam kebijaksanaan ekonomi dalam kurun waktu yang cukup lama,sampai pada akhirnya dikritik keras sebagai pangkal tolak terjadinya depresi besar tahun 1930. Sejarah yang tak kalah penting bahwa beliau juga orang pertama yang mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas tiga bagian yaitu tanah,labor dan kapital.


E.   JOHN STUART MILL

     Mill merupakan penulis yang sangat berbakat,ketenarannya di awali dari karyanya yang pertama yaitu A System of Logic (1843),selanjutnya On the Liberty (1859) dan dua yang lain yang terkenal adalah Essay on Some Unsettled Questions  of  Political Economy (1844) dan Principles of Political Economy With Some of Their Applications to Social Philosophy (1848).

Bukunya yang terakhir,”Principles of Political Economy “berisi tentang menyarikan teori –teori ekonomi pada masanya. Buku ini di katakan sebagai versi modern dari The wealt of Nations Adam Smith yang kemudian dianggap sebagai apogge  mazhab klasik mulai dari pandangan Smith,Malhus,Ricardo, dan Say. Mill mengatakan bahwa tidak ada teori yang orisinil dari pemikirannya sendiri. Ia juga orang pertama yang mengemukakan konsep elastisitas permintaan yang selanjutnya dikembangkan Marshall. Mill menentang pihak-pihak yang menuduh paham laissez faire sebagai ilmu yang suram(dismal science) dan menuduh upah Ricardo sebagai upah besi. Tapi sebagai ekonom klasik mill memiliki kelonggaran  yang lebih terhadap pemerintah yang lebih spesifik terhadap peraturan-peraturan  dan kebijaksanaan yang dapat membawa ke arah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik sehingga aktivitas seimbang. Selanjutnya rekomendasi legislasi dilakukan Mil luntuk melindungi buruh anak-anak dan memperbaiki kondisi hidup dan kerja yang tidak dapat di toleransi.






F.    KARL MARX

      Karl Marx lahir di Trier, sebuah kota di Jerman, dekat perbatasan dengan Prancis di tahun 1818. Dia merupakan pendiri Idiologi komunis yang sekaligus merupakan seorang teoritikus besar kapitalisme. Bukan hanya sekedar ekonom, namun juga seorang philosopis, sosiologis, dan seorang revolusionir. Analisa Karl Marx tentang kapitalisme merupakan aplikasi dari teori yang dikembangkan oleh G.W.F Hegel, dimana teorinya berpendapat jika,”sejarah berproses melalui serangkaian situasi dimana sebuah ide yang diterima akan eksis, tesis. Namun segea akan berkontradiksi dengan oposisinya, antitesis. Yang kemudian melahirkanlah antitesis, kejadian ini akan terus berulang, sehingga konflik-konflik tersebut akan meniadakan segala hal yang berproses menjdai lebih baik ”.

      Karl Marx beserta Friedrich Engles (1820-1895) menuliskan sebuah buku “Das Kapital”, yang isinya kurang lebih tentang bagaimana ekonomi sosial atau komunis diorganisasikan. Yang kemudian disusul buku The Communist Manifesto (1848) berisikan daftar singkat karakter alamiah komunis. Prinsip-prinsip komunis modern dalam bukunya antara lan :

1. Pengahapusan kekayaan tanah dan menerapkan sewa tanah bagi tujuan - tujuan publik.
2. Pengenaan pajak pendapat (tax income) yang bertingkat.
3. Pengapusan seluruh hak-hak warisan.
4.Penarikan kekayaan seluruh emigran dan para penjahat atau pemberontak.
5.Sentralisasi kredit pada negara melalui bank nasional dengan modal negara dan monopoli yang bersifat eksklusif.
6. Sentralisasi alat-alat komunikasi, dan transportasi di tangan negara.
7.Perluasan pabrik dan alat-alat produksi yang dimilki oleh negara, menggarap tanah yang tanah, dan meningkatkan guna tanah yang sesuai dengan perencanaan umum.

      Karl Marx percaya dalam kapitalisme, terjadi keterasinagan (alienasi) manusia dari dirinya sendiri. Kekayaan pribadi dan pasar menurutnya tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia, manusia dari diri mereka sendiri. Hasil. Dia berpendepat bahwa dalam ekonomi klasik, menerima pasar tanpa memperhatikan kekayaan pribadi, dan pengaruh keberadaan pasar pada manusia. Sehingga sangat penting untuk mengetahui hubungan antra kekayaan pribadi, ketamakan, pemisahan buruh, modal dan kekayaan tanah, antara pertukaran dengan kompetisi, nilai dan devaluasi manusia, monopoli dan kompetisi dan lain-lain. Fokus kritiknya terhadap ekonomi klasik adalah, is tidak memeperimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan produksi.

Hasil dari teori historis Karl Marx pada masyarakat antara lain : masyarakat feudalisme, dimana faktor-faktor produksi berupa tanah pertanian dikuasai oleh tuan-tuan tanah.

Pada masa kapitalisme hubunganantara kekuatan dan relasi prodksi akan berlangsung, namunkarena terjadi peningkatan output dan kegiatanekonomi, sebagaimana feudalisme juga mengandung benih kehancurannya, maka kapitalismepun akan hancur dan digantikan dengan masyarakat sosialise. Masa sosialisme dimana relasi produksi mengikuti kapitalisme masih mengandung sisa-sisa kapitlisme. Pada masa komunisme, manusia tidak didorong untuk bekerja dengan intensif uang atau materi.

Menurut Karl Marx dalam komoditas dan kelas  dibagi menjadi dua kelas, yaitu: kaum kapitalis (borjuis) yang memiliki alat-alat produksi. Kaum buruh (proletar) yang tidak memiliki alat-alat produksi, ruang kerja, maupun bahan-bahan produksi.

Teori historis dari Karl Marx mencoba menerapkan nya ke dalam masyarakat, dengan meneliti antara kekuatan dan relasi produksi. Dimana nantinya akan terjadi sebuah kontradiksi, yang berakibat perubahan kekuatan produksi dari penggilingan tangan pada sistem feodal menjadi penggilingan uap pada sistem kapitalisme. Menurutnya satu-satunya biaya sosial untuk memproduksi barang adalah buruh.

Analisis karl marx mengenai Kapitalisme,menunjukan bahwa ia adalah penentang ekonomi kapitalis. Kritik karl marx ini tertuang pada hukum Karl Marx tentang kapitalisme, yang berisi tentang :

1.    Surplus pengangguran

     Karl Marx berpendapat bahwa selalu terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja yang berdampak pada penekanan tingkat upah sehingga menjadi surplus value dan keuntungan tetap bernilai positif. Menurutnya ada dua faktor  terjadinya surplus tenaga kerja. Pertama, yaitu Direct Recruitment yang terjadi akibat penggantian tenaga kerja manusia oleh mesin-mesin produksi. Kedua, Indirect Recruitment yang terjadi akibat adanya anggota baru tenaga kerja yang memasuki pasar tenaga kerja.

2.    Penurunan tingkat keuntungan

     Karl Marx merumuskan bahwa tingkat keuntungan (P) mempunyai hubungan positif dengan tingkat surplus Value (S’) dan mempunyai hubungan negative dengan organic komposition of capita (Q).  P=S’(1-Q). Dengan asumsi bahwa surpus value dipertahankan untuk tidak berubah. Setiap kenaikan dalam organic composition of capital akan menghasilkan penurunan pada tingkat keuntungan.

Menurut Karl Marx ada pengaruh yang kuat para kapitalis untuk menghimpun modal. Penghimpunan modal ini berarti bahwa aka nada lebih banyak fariabel modal yang digunakan untuk menambah tenaga kerja, sehingga akan menaikkan upah dan akan mengurangi tingkat pengangguran. Tingkat surplus value akan mengalami penurunan sebagai akibat dari naiknya upah, begitu juga tingkat laba juga akan turun. Para kapitalis akan bereaksi dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin dengan menambah organic composition of capital. Jika tingkat surplus value dipertahankan untuk tidak berubah maka kenaikan pada organic composition of capital akan mendorong tingkat keuntungan pada tingkat yang lebih rendah.

3.    Krisis Bisnis

     Karl Marx berpendapat bahwa adanya perubahan orientasi atau tujuan dari proses produksi dari tujuan nilai guna pada zaman ekonomi barter berubah menjadi tujuan nilai tukar dan keuntungan saat dibawah kapitalisme, menyebabkan terjadinya fluktuasi ekonomi. Pada ekonomi barter, produse hanya menghasilkan barang untuk dikonsumsi sendiri atau ditukar dengan komoditi yang lain, sehingga pada saat ekonomi barter ini tidak pernah terjadi over produksi. Sedangkan ketika tujuan produksi berubah menjadi nilai tukar dan keuntungan maka terjadinya over produksi pada suatu perekonomian akan mungkin terjadi. Over produksi akan berdampak pada menurunnya tingkat keuntungan. Perubahan tingkat keuntungan tersebut akan berdampak pada pengeluaran untuk infestasi. Volatility dari pengeluaran infestasi inilah yang menurut pendapat Karl Mark merupakan penyebab umum dari fluktuasi pada keseluruhan aktifitas ekonomi. Adanya ledakan pada teknologi akan menyebabkan peningkatan akumulasi dari modal dan permintaan pada tenaga kerja. Jumlah pengangguran akan berkurang, tingkat upah akan naik, surplus value akan berkurang, dan tingkat surplus value akan berkurangdan akhirnya akan mengurangi tingkat keuntungan. Penurunan tingkat keuntungan akan menyebabkan penurunan akumulasi modal dan akan menyebabkan depresi.

4.    Jatuhnya nilai profit dan krisis bisnis

     Dalam model Karl Marxian sebuah ekonomi klasik dengan jelas bergantung pada kapitalis itu sendiri yang berupaya untuk mengubah jumlah atau nilai profit dan mengubah ekspetasi profit dalam kaitannya dengan krisis bisnis. Karl Marx memakai hukumnya itu untuk menjelaskan fluktusi dalam jangka pendek dalam aktifitas ekonomi. Karl Marx mengatakan bahwa fakor yang menyebabkan fluktuasi dalam aktifitas bisnis, yaitu: jatuhnya nilai profit, factor teknologi baru yang tidak sama, dan tidak proporsionalnya pengembangan dalam suatu sector ekonomi yang nantinya dapat menyebabkan penurunan dalam level kegiatan ekonomi. Menurutnya fluktuasi terjadi dalam suatu sistem karena pada dasarnya kebanyakan dari aktifitas kapitalis cenderung ingin mencari jumlah profit sebanyak mungkin.

5.    Konsentrasi modal

     Meskipun model karl marx memberi asumsi mengenai adanya pasar persaingan sempurna dengan jumlah yang besar untuk perusahan-perusahan kecil dalam tiap –tiap industri, namun karena ketatnya persaingan maka akan mengarah pada jatuhnya industri-industri kecil sehingga akan mengurangi persaingan. Karl Marx menujukan bahwa perusahaan yang besar lebih bias mencapai skala ekonomi yang lebih baik dari pada perusahaan yang kecil, ini disebabkan karena perusahaan yang besar dapat memproduksi dengan biaya yang rendah. Persaingan diantara perusahaan yang besar dan yang kecil menghasilkan pertumbuhan monopoli. Penambahan modal secara lebih jauh dengan mengembangkan sistem kredit dan kerja sama dalam bentuk organisasi bisnis.


6.      Bertambahnya kesengsaraan kaum proletar

     Kontradiksi kapitalisme menurut marx menyebabkan bertambahnya tingkat kesengsaraan pada kaum proletar. Bertambahnya kesengsaraan secara absolut menunjukkan pendapatan dari masyarakat secara global menurun dalam sistem kapitalis dan juga menunjukan bahwa bagian pendapatan nasional mereka menjadi turun di kemudian hari.

G.    THORSTEIN BUNDE VEBLEN
Aliran Institutional

Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan imigrasi dari Norwegia ke Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini, termasuk di dalamnya Veblen, ada Sembilan orang bersaudara. Agaknya latar belakang kehidupan yang serba kekurangan inilah yang menjadi pangkal tolak mengapa dalam kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan bahkan ada yang menilainya sebagai seorang fasis. Gelar yang diberikan pada Veblen sangat banyak. Selain gelar-gelar diatas, ia juga sering digelari sebagai seorang maverick, yang kira-kira bisa diartikan dengan orang yang suka lain dari yang lain.

Gelar lain yang diberikan pada Veblen adalah iconoclast, yaitu orang yang suka menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang-orang atau institusi tradisional yang diterima secara umum (iconoclast = one who attacks and seeks to overthrow traditional or popular ideas or institutions).

Gelar “radikal” juga cocok untuk Veblen, sebab ia sering atau bahkan terus menerus mempermasalahkan inti kebenaran dari tata susunan masyarakat. Pola pemikiran Veblen sangat berbeda dari pakar-pakar ekonomi lain ( kecuali Spencer, tokoh idolanya). Bagi Veblen masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi dimana segala sesuatunya terus menerus mengalami perubahan. Sebaliknya jika tidak cocok, maka perilaku akan disesuaikan dengan lingkungan inilai yang disebut dengan Veblen “Institusi”. Veblen Institusi merupakan nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan serta budaya yang semuanya terefleksikan dalam kegiatan ekonomi, baik berproduksi maun mengkonsumsi. Tujuan dari adanya value tersebut ialah keuntungan. Dalam perilaku konsumsi yaitu ingin memperoleh manfaat atau utilitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang yang di konsumsinya, dan ada tidak wajar pula kalau konsumsi ditunjukan untuk hal pamer, yang disebut Conspicuous consumption. Dengan gelar-gelar sebagaimana disebutkan diatas Veblen sering diperbandingkan dengan Karl Mark, tokoh sosialis/marxis yang juga mempunyai kemampuan intelektual yang luar biasa dan sama-sama sering melawan arus serta revolusioner. Bahkan latar belakang pendidikan di antara keduanya mempunyai kemiripan, yaitu mempunyai latar belakang pendidikan yang luas di bidang sosiologis, politik, falsafah, sejarah dan antropologi disamping ekonomi.

Pendidikan awal yang ditempuh Veblen adalah bidang filsafat, yang diambilnya di Johns Hopkins University dan Yale University. Kemudian ia memperdalam ekonomi di Cornel University. Walaupun ia seorang brilian, tetapi anehnya jabatannya sebagai dosen tidak pernah lebih tinggi dari pembantu professor, baik waktu ia mengajar di Chacago, Stanford maupun Missouri. Karena namanya sangat terkenal waktu pendaftaran mahasiswa berbondong-bondong mengambil mata kuliah yang diajarkannya. Tetapi yang ditemui mahasiswa adalah seorang eksentrik yang selalu menggerutu. Veblen pada intinya mengeritik teori-teori kaum klasik dan neo klasik yang model teoritis dan matematisnya di nilai biasdan cenderung terlalu menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi.

Dari buku-buku yang ditulis telah membuat Veblen sangat terkenal. Beberapa buku yang ditulis nya antara lain:
·         The Theory of Leisure Class (1899).
·          The Theory of Business Enterprise (1904).
·          The Instict of Workmanship and the state of the Industrial Art (terbit tahun 1914.
·          Tahun 1920 dipublikasikan kembali dengan judul: The Vested Interests and the Comman Man).
·         The Enggeneer and The Price system (1921).
·          Absentee Ownership in Recent Time; The Cese of America (1923).

Selain buku-buku yang disebutkan di atas masih banyak buku-buku lain yang ditulisnya menyangkut masalah social, politik, bahkan juga tentang pertahanan keamanan, dunia pendidikan dan sebagainya.

Motivasi konsumen

Dalam The Theory of Leisure Class Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan dorongan dan pola prilaku konsumsi masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku orang terikat dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya orang berusaha ikut menyumbang terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang merugikan orang banyak. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis financial di Amerika ialah orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja, dan tidak tertarik dengan kepentingan atau masyarakat banyak. Yang diperhatikan oleh masyarakat sekarang hanyalah uang. Menurut teori Veblen sekarang orang tidak peduli apakah perilaku ekonominya merugikan orang lain atau tidak. Orang berlomba-lombamencari dan memperebutkan harta tanpa peduli akan cara. Jika harta telah terkumpul, orang punya banyak waktu bersenang-senang (leisure). Kemampuan untuk hidup bersenang-senang juga dijadikan sebagai alat  untuk memperlihatkan derajat atau status seseorang. Makin mampu ia bekerja dalam pekerjaan produktif (leisure), makin tinggi derajatnya dalam masyarakat. Dengan harta melimpah orang berlomba-lomba membeli barang-barang yang digunakan untuk pamer. Sebagaimana diungkapkan oleh Veblen : “Conspicious consumption of valuable goods is a means of reputability to the gentlemen of leisure”.

Perilaku pengusaha

Perilaku pengusaha amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan. Dahulu para pengusaha pada umumnya menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja keras. Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud dengan production for use. Tetapi, pada masa sekaranglaba dan keuntungan sebagian tidak di peroleh melalui kerja keras, tetapi dengan trik-trik bisnis. Produksi seperti ini disebut dengan production for profit.

Vablen melihat pada masa sekarang semakin banyak jumlah jenis pengusaha yang memperoleh keuntungan dari berbagai macam cara tampa mempedulikan nasip orang lain. Vablen melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan suatu golongan yang disebut absentee ownership. Golongan absentee ownership adalah para pengusaha yang memiliki modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan,tapi tidak ikut terjun langsung dalam kegiatan operasional di serahkan  pada  professional dan kariawan kepercayaan. Golongan ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan paling besar. Vablen melihat bahwa para pengusaha yang hanya mementingkan laba tanpa memperhatikan laba tampa memperhatikan cara yang iya jalani. Mereka mendapat kemudahan dan hak istimewa, misalnya dalam menguasai bahan mentah dan menguasai daerah pemasaran. Ia juga mampu mengatur pejabat kehakiman untuk tidak mempersoalkan kependudukan monopolinya atau agar tidak mangganggu manipulasi pajak dan keuangan yang di lakukannya. Di beberapa Negara berkembang yang masih belum mempunyai aturan permainan atau rule of law yang jelas, sering dijumpai adanya kerja sama antara pengusaha dengan militer demi mengamankan bisnis monopolinya. Artinya, kalau ada pengusaha lain yang ikut dalam bisnis yang monopolinya ia akan berurusan dengan militer.

Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, ada pengusaha absentee ownership tiddak segan-segan mematikan usaha pengusaha sungguhan yang memperoleh keuntungan dengan kerja keras. Salah satu cara nya adalah dengan melakukan akuisasi. Cara lain untuk mematikan pesaing ialah dengan membanting harga, sehingga produk dari perusahaan pesaing tidak laku. Setelah pesaing mati dan keluar pasar, biasanya mereka kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar.

Dengan monopoli power yang ada ditangan, mereka juga sering mengurangi pasok barang-barang, sehingga harga melambung. lagi-Iagi, pengusaha menerima keuntungan melebihi kewajaran. Dengan singkat, uang atau modal ditangan pengusaha pemangsa lebih sebagai alat pengeksploitasi keuntungan sebesar-besarnya dari pada sebagai asset yang dikelola dengan efisien untuk memuaskan kebutuhan konsumen sebagaimana yang terjadi dalam perusahaan sungguhan.

Maka tidak mengherankan Veblen menolak keras tesis kaum klasik. Tesis yang ditentangnya menganggap bahwa usaha setiap orang yang mengejar kepentingannya  masing-masing pada akhirnya akan melahirkan suatu harmoni dan keseimbangan dalam masyarakat secara keseluruhan. la melihat bahwa perilaku pengusaha yang hanya mengejar kepentingan pribadi sangat bertolak belakang dengan tujuan masyarakat secara keseluruhan. Sebaliknya, demi mengejar kepentingan pribadi ada pengusaha yang menghambat dan mematikan kepentingan orang banyak.  Veblen menilai bahwa para pengusaha absentee ownership yang biasa memperoJeh keuntungan dengan cara yang saling menguntungkan tersebut sangat berpotensi melahirkan golongan leisure class. Secara psikologis orang yang bisa memperoleh sesuatu tanpa keringat tidak begitu menghargai sesuatu yang diperolehnya. Maka tidak mengherankan kalau perilaku konsumsinya akan bersifat conspicuous consumption. Hal ini berbeda dengan perilaku konsumsi pengusaha murni yang sertus dan mati-matian dalam berusaha. Karena keberhasilan dicapai melalui kerja keras, mereka akan lebih berperhitungan dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan kehidupanya.


H.     ALFRED MARSHALL (1842-1924)

Alfred Marshall bapak ilmu ekonomi Neoklasik (1890) dan terkenal sebagai tokoh ekonomi saat itu dan salah satu tokoh yang paling berpengaruh, beliau lahir di Bermondsey, wilayah sub urban kelas pekerja London tahun 26 July 1842. Beliau menjalani pendidikan di Sekolah Merchant Taylor, Northwood dan St John's College, Cambridge, di mana ia menunjukkan sebuah bakat dalam matematika, meskipun ayahnya menekankan pada sastra klasik dan bahas, tetapi Marshall lebih tertarik kepada matematika dibanding ilmu-ilmu kemanusiaan. Marshall masuk ke Universitas Cambridge dimana ia belajar matematika, filsafat dan ekonomi politik. Ketertarikannya pada filsafat sangat kuat, tetapi Marshall memutuskan untuk mengkhususkan diri dalam bidang ekonomi. Setelah menerima gelar dalam ilmu moral (saat itu tidak ada gelar ekonomi di Camridge).  ia menjadi profesor di 1868 yang dalam politik ekonomi. Marshall mengajar selama sembilan tahun di St John’s College di Cambridge kemudian mengajar sebentar di Bristol dan di Balliol College, Oxford.

Marshal menikahi Maria Palley pada tahun 1877, Maria Palley tersebut adalah muridnya. Pada 1879 ia menulis tentang perdagangan internasional dan masalah protektionisme., banyak sistem tersebut telah bekerja bersama dalam judul The Pure Theory of Foreign Trade: The Pure Theory of Domestic Values. Tetapi setelah itu, dia dipaksa mengundurkan diri dari St John’s tersebut untuk mematuhi peraturan bujangan di universitas karena ia diketahui menikahi muridnya, Mary Palley Marshall yang kelak ikut membantu menulis The Economics of Industry 1879. Alfred Marshall mendominasi figure ekonom inggris (pendominasian di dunia ekonomi) sejak tahun 1980 sampai dengan tahun 1924, Spesialisasinya adalah dibidang MICROECONOMICS, mempelajari pasar individual dan industri sebagai penentangan pembelajaran terhadap seluruh bidang ekonomi. Buku yang paling penting berjudul Principle of Economics, Marshall menekankan harga dan hasil yang baik adalah tujuan persediaan dan permintaan : kedua kurva ini seperti gunting yang tajam yang memotong keseimbangan. Ekonomi moderen mencoba memahami mengapa perubahan harga yang baik masih dimulai dengan melihat faktor-faktor yang dapat merubah penawaran dan permintaan, mendekati hutang mereka kepada Marshall.

Karya ilmiah Alfred Marshall

·         Elements of Economics of Industry, London, Macmillan, 1879.
·          Principles of Economics (1890), London, Macmillan, edisi kedelapan ,1920.
·         “National Taxation after the War,” dalam W.H.Dawson (ed.), After-War Problems, London, Allen & Unwin, 1979, hml. 313-45.
·          Industry and Trade, London, Macmillan, 1919.
·          Money, Credit, and Commerce, London, Macmillan, 1923.
·         The Pure Theory of Foreign Trade, London, London School of Economics and Political Science, 1930.
·         The Early Writings of Alfred Marshall, 1867-1890, 2 vol., ed. John K, Whitaker, New York, Free Press, 1975.
·         "Mr Jevons's Theory of Political Economy", 1872, Academy .
·          "A Note on Jevons" , 1874, Academy .
·         "The Future of the Working Classes", 1874, Eagle .
·          "On Mr. Mill's Theory of Value", 1876, Fortnightly Review
·         The Economics of Industry , with Mary Paley Marshall , 1879.
·         The Pure Theory of Foreign Trade , 1879.
·         The Pure Theory of Domestic Values , 1879.
·         " Review of FY Edgeworth's Mathematical Psychics ", 1881, Academy
·          "Where to House the London Poor", 1884, Contemporary Review .
·          "On the Graphical Method in Statistics", 1885, Jubilee Volume of Royal Statistical Society.
·         "Preface", 1885, in W. Bagehot , Postulates of Political Economy .
·          "Remedies for Fluctuations of General Prices", 1887 .
·          "Preface", 1887, in L. Price, Industrial Peace .
·         Presidential Address before the Co-operative Congress , 1889 .
·          "Some Aspects of Competition", 1891, Report of British Association for Advancement of Science .
·          Elements of the Economics of Industry , 1892.
·          "The Poor Law in Relation to State-Aided Pensions", 1892, EJ .
·          "On Rent" , 1893, EJ .
·          "The Old Generation of Economists and the New", 1897, QJE
·         "Mechanical and Biological Analogies in Economics", 1898, EJ .
·          "Distribution and Exchange", 1898, EJ .
·         A Plea for the Creation of a Curriculum in Economics and Associated Branches of Political Science , 1902.
·         Economic Teaching at the Universities in Relation to Public Wellbeing , 1902 .
·         The New Cambridge Curriculum in Economics , 1903.
·          Introduction to the Tripos in Economics and Associated Branches of Political Science, 1906.
·         "The Social Possibilities of Economic Chivalry", 1907, EJ .
·         "National Taxation After the War", 1917, in Dawson, editor, After-War Problems .
·         Industry and Trade , 1919.
·          Money, Credit and Commerce , 1923.
·          "Machinery and Life"

Pokok pemikiran teori-teori Alfred Marshall

1.        Teori perilaku konsumen (Theory of Consumers Behavior)

Teori tentang perilaku konsumen tersebut, Marshall secara brillian mengembangkan suatu sintesis berupa perpaduan antara pengertian tentang nilai subjektif pada faedah marginal dengan unsur objektif yang melekat pada pengertian biaya marginal. Nilai dan harga barang dipasar dipengaruhi baik oleh pihak peminta (konsumen sebagai pembeli) maupun oleh produsen. Permintaan bersumber pada marginal utility yang ditentukan oleh penilaian subjektif si konsumen. Hal itu tercermin pada harga permintaan (demand price) dipasar yang ditentukan oleh para pembeli sebagai konsumen. Demand price tersebut terletak pada suatu tingkat harga tertentu. Pada tingkat harga tertentu itu, barangnya akan diminta dalam sejumlah tertentu oleh pihak pembeli.

Kontribusi Marshall dalam teori perilaku konsumen juga adalah teori kepuasan marginal (marginal utility), yaitu bahwa konsumen akan meneruskan pembelian terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama karena telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsinya. Teori ini dapat disimpulkan bahwa konsumen memiliki loyalitas tinggi terhadap merek suatu produk yang mampu memberikan kepuasan, nilai tersendiri bagi pemakainya dan adanya bukti nyata akan kualitas dan kehandalan yang ditawarkannya.

Berdasarkan teori kepuasan marginal di atas, terdapat asumsi-asumsi yang biasanya dipakai yaitu bahwa:
a.Konsumen memaksimumkan kepuasan berbatas pada kemampuan finansialnya,
b. Konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber,
c. Ia selalu bertindak dengan rasional.

Dari asumsi-asumsi tersebut dapat diambil kemungkinan bahwa konsumen mungkin sangat loyalitas terhadap suatu merek tertentu, namun pada suatu saat perilaku ini dapat berubah oleh karena asumsi-asumsi tersebut. Dipihak lain, penawaran barang yang bersangkutan dipengaruhi oleh biaya riil (real cost) dalam produksi. Biaya rill oleh Marshall diartikan sebagai “pengorbanan” dari pihak tenaga kerja, sama halnya dengan “pengorbanan” dari pihak pemilik modal yang menyediakan jasa dana modalnya.

Pengorbanan pihak tenaga kerja itu disebut sebagai disutility of labour, sedangkan pengorbanan pihak pemilik modal disebut sebagai waiting (pemiliknya harus menunggu selama beberapa waktu sebelum jasa modal membuahkan imbalan jasanya berupa bunga bagi pemilik yang bersangkutan).

2.         Teori Harga

Sumbangan yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai merupakan sitetis antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik. Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis ongkos produksi merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti pembahasan permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial, maka digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk memperhitungkan unsur waktu ke dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka sangat pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap. Jadi teori harga menurut Alfred Marshall adalah sebagai berikut:

“Harga terbentuk sebagai integrasi dua kekuatan pasar: penawaran dari pihak produsen dan permintaan dari pihak konsumen”.

Kontribusi pemikiran Marshall tentang persamaan kuantitas uang: Kebutuhan uang untuk transaksi ini berkembang secara proporsiaonal dengan tingkat pendapatan nasional, seperti terlihat dalam model persamaan berikut :

Mt = k.Y
Persamaan ini dikembangkan oleh Alfred Marshall,
Dimana :
Mt = Kebutuhan uang untuk transaksi di suatu waktu
Y = Pendapatan nasional
K = Besar kecilnya keinginan masyarakat untuk memegang bagian
dari pendapatan/kekayaannya dalam bentuk kas
Semakin tinggi pendapatan nasional (kesejahteraan suatu negara), semakin tinggi pula permintaan uang untuk tujuan transaksi, dan sebaliknya.

3.         Consumers’ Surplus dan Produsers’ Surplus (Surplus Konsumen dan Surplus Produsen).

Ciri lain dalam kerangka pemikiran Marshall ialah apa yang disebut sebagai consumers’ surplus. Pengertian kata ini mencerminkan kelebihan kepuasan yang dinikmati konsumen dalam arti : konsumen itu membeli barang dengan harga yang tingkatannya lebi rendah, padahal konsumen itu sebenarnya bersedia untuk membayarnya dengan harga yang lebih tinggi. Marshall menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula dengan welfare economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi surplus konsumen. Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada surplusnya itu, maka kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk subsidi, terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor internal dan eksternal perusahaan atau industri.

Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran
Mekanisme permintaan dan penawaran dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap usaha yang dilakukan untuk kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga dan jumlah barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi jika kurva penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen, maka keadaan menjadi tidak stabil.

Selain sintesis dan peranan yang berimbang antara biaya marginal dan paedah marginal, serta consumers surplus dan producers surplus, sebagaimana diulas diatas, kini harus disebut tentang konsep elastisitas yang berkaitan dengan sisi permintaan maupun dengan sisi penawaran : elasticity of demand and elasticity of supply. Sehubungan dengan itu juga tentang konsep substitusi (elasticity of subtitusion).

Pengertian kata elastisitas menyangkut respons ataupun reaksi suatu variable terhadap perubahan persentase pada variable lain. Mengenai sifat elastisistas pada permintaan, yang palin sering dihadapi sebagai permasalahan ekonomi adalah elastisitas permintan (reaksinya) terhadap perubahan pada pendapatan (income elasticity of demand). Perubahan perubahan itu dinyatakan dalam persentase.
Elastisitas permintaan terhadap harga menyangkut hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang dibeli (tingkat pembelian) dan mencerminkan perubahan persentase pada tingkat pembelian (jumlah yang dibeli) dibagi oleh perubahan persentase pada tingkat harga.

Elastisitas permintaan terhadap pendapatan menyangkut hubungan antara tingkat pendapatan seseorang pembeli dan tingkat pembeliannya (jumlah yang dibeli) dan mencerminkan perubahan presentase pada tingkat pembelian dibagi oleh perubahan presentase pada tingkat pendapatan.
Hal itu dapat dirumuskan sebagai berikut:

Elastisitas permintaan terhadap harga
(Δq/q)/(Δp/p)
Elastisitas permintaan terhadap pendapatan
(Δq/q)/(Δy/y)

Dimana:
q (quantity demanded) = jumlah yang diminta/dibeli
P (price) = harga
Y (income) = pendapatan

Mengenai sifat elastisitas pada sisi penawaran (elasticity of supply) terutama yang menyangkut hubungan antara tingkat harga dan tingkat penawaran (jumlah yang ditawarkan) dan pencerminan perubahan presentase pada tingkat penawaran (jumlah yang di tawarkan) dibagi oleh perubahan presentase pada tingkat harga sehingga koefisien elastisitas (E) yang bersangkutan dapat dirumuskan sebagai:
Sehubungan dengan pengertian elastisitas yang diungkapkan diatas harus pula diperhatikan apa yang disebut sebagai dampak substitusi (subtitution effect) dan sifat elastis yang menyangkut substitusi (elasticity of substitution). Kita telah melihat bahwa dari sisi permintaan akan barang jumlahnya (yang diminta atau dibeli) mengalami perubahan dikala harganya berubah (price elasticity of demand).

Tingkat perubahan pada jumlah itu dipengaruhi oleh dua faktor : dampak pendapatan (income effect yang berkaitan dengan income elasticity of demand diatas) dan dampak substitusi. Dampak substitusi ini bersangkut paut dengan hasrat perilaku konsumen yang cenderung untuk membeli lebih banyak jenis barang yang harganya lebih murah, dibandingkan dengan jumlah (yang lebih sedikit) dari jenis barang yang lebih mahal.

Kita melihat bahwa Marshall mengutamakan suatu analisis yang berpola ekuilibrium parsial. Dalam hal ini, suatu analisis mengenai proses pembentukan dan penentuan harga dipasaran tertentu, dengan beranggapan seakan-akan kategori-kategori variabel yang lain tetap konstan dan tidak berubah (cateris paribus, i.e, all other factors remainings equal).

Marshall menentukan bahwa waktu adalah faktor penting yang menentukan elastisitas permintaan, dengan permintaan menjadi semakin elastis seiring dengan berjalannya waktu. Marshall juga menerapkan gagasan elastisitas harga untuk hubungan penawaran. Elastisitas harga dari penawaran mengukur berapa banyak lagi perusahaan akan memproduksi dan berusaha menjual sebagai respon terhadap perubhan harga tertentu.

Periode waktu paling pendek mnurut Marshall disebut dari “periode pasar“. Jangka pendek untuk merespon harga-harga yang lebih tinggi, perusahaan dapat menambah jam kerja buruh dan peralatan yang tersedia, jangka panjang adalah periode waktu yang membuat perusahaan dapat menambah bangunan dan peralatan mereka dalam jangka panjang perusahaan dapat keluar masuk industri. Akhirnya oleh Alfred Marshall telah juga diungkapkan bahwa persaingan sempurna (perfect competition) dipasaran tidak selalu membawa hasil produksi yang maksimal. Dalam hal adanya industri yang produksinya membawa faedah hasil yang semakin berkurang (decreasing returns), bisa saja dengan pembatasan skala produksi akan diperoleh hasil yang lebih besar, dibanding dengan tingkat produksi maksimal berdasarkan persaingan. Sebaliknya dikala produksi dibeberapa jenis industri lain membawa faedah hasil yang semakin bertambah (increasing returns) sudah masuk akal untuk terus meningkatkan produksinya. Dalam hubungannya dengan semua ini ditunjukkan arti dan peranan elastisitas permintaan.

4.        Distribusi Pendapatan Menurut Alfred Marshall

Karena Marshall tertarik dengan ekonomi berdasarkan pertimbangan moral dan ingin membantu yang miskin, maka tidak mengejutkan bahwa secara khusus ia memperhatikan masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan. Alfred Marshall mengemukakan teori tentang distribusi pendapatan menjadi 4 bagian:


a. Sewa Tanah
Teori Sewa Tanah dari Marshall pada dasarnya sama dengan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo, dimana disebutkan bahwa “tinggi rendahnya sewa tanah ditentukan oleh kesuburan tanah tersebut”. Selain itu tingkat pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan pangan meningkat, untuk itu diperlukan tanah yang subur untuk memproduksi tanaman yang bisa dijadikan bahan makanan, hal ini untuk menambah cadangan pangan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, tanah yang subur sangat dibutuhkan dan apabila tanhnya berkurang maka harganya akan meningkat.

b. Bunga Modal
Teori bunga modal dari Marshall berbunyi “bunga modal merupakan balas jasa, karena si penabung terpaksa tidak dapat mengkonsumsi pada waktu sekarang. Jadi bunga modal timbul karena pengorbanan menunggu selama beberapa waktu sebelum jasa modal membuahkan imbalan jasanya berupa bunga”.

c. Upah Buruh
Marshall menganggap pembentukan upah, sebagai hasil sejumlah faktor permintaan dan penawaran, sebagai bagian dari teori harga umum. Sebagaimana diketahui bahwa harga terbentuk dari kesepakatan antara permintaan dan penawaran, dapat dijelaskan apabila harga upah dinaikkan maka biaya produksi akan meningkat, hal ini menyebabkan harga meningkat, penawaran akan bergeser ke kiri sehingga permintaan akan menurun diakibatkan harga meningkat, untuk itu perusahaan/produsen akan menurunkan produksinya dan upah akan kembali turun karena permintaan barang/produksi menurun, dengan menurunnya permintaan akan produk hal ini menyebabkan pendapatan produsen menurun, untuk ituharus dilakukan efisiensi diantaranya dengan menurunkan upah.

d. Laba Pengusaha
Marshall membagi laba menjadi dua jenis, yaitu:
·         Net Interest
Net interest merupakan kompensasi yang diberikan selama menunggu, artinya laba diperoleh karena pengusaha harus menunggu sampai modal yang diinvestasikannya telah menghasilkan keuntungan.
·         Gross Interest
Disamping Net Interset juga mencakup premi resiko dan ganti rugi untuk kapasitas organisatorik. Laba merupakan ganti kerugian bagi faktor uncertainty yang dihadapi pengusaha, hal ini berarti laba merupakan sesuatu yang diharapkan bisa menjadi pengganti ketidakpastian yang dialami oleh pengusaha selama ia menginvestasikan.

Asumsi ajaran alfred marshall

·         Asumsi sama seperti klasik aitu terjadi pasar persaingan bebas.
·         Adanya integritas penawaran (supply) dan permintaan (demand).
·         Kepuasan uang yang bersifat konstan.
·         Adanya pembagian waktu dalam produksi.
·         Adanya cateris paribus.
·         Konsumen memaksimumkan kepuasan berbatas pada kemampuan finansialnya.
·         Konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber.
·         Konsumen selalu bertindak dengan rasional.
·         Pendapatan tetap sama.
·         Harga produk substitusi dan kompetitif adalah tetap dan ekspektasi dan perdagangan luar negeri tidak berubah.

I.     IBNU KHALDUN

Ibnu Khaldun adalah raksasa intelektual paling terkemuka di dunia. Ia bukan saja Bapak sosiologi tetapi juga Bapak ilmu Ekonomi, karena banyak teori ekonominya yang jauh mendahului Adam Smith dan Ricardo. Artinya, ia  lebih dari tiga abad mendahului para pemikir Barat modern tersebut.  Muhammad Hilmi Murad  telah menulis sebuah karya ilmiah berjudul Abul Iqtishad : Ibnu Khaldun. Artinya Bapak Ekonomi : Ibnu Khaldun. Dalam tulisan tersebut Ibnu Khaldun dibuktikannya secara ilmiah sebagai penggagas pertama ilmu ekonomi secara empiris. Tulisan ini menurut Zainab Al-Khudairi, disampaikannya  pada Simposium tentang Ibnu Khaldun di Mesir 1978.

Ibnu Khaldun mengkaji problem ekonomi masyarakat dan negara secara empiris. Ia menjelaskan fenomena ekonomi secara aktual. Muhammad Nejatullah Ash-Shiddiqy, menuliskan poin-poin penting dari materi kajian Ibnu Khaldun tentang ekonomi.

Ibn Khaldun membahas aneka ragam masalah ekonomi yang luas, termasuk ajaran tentang tata nilai, pembagian kerja, sistem harga, hukum penawaran dan permintaan, konsumsi dan produksi, uang, pembentukan modal, pertumbuhan penduduk, makro ekonomi dari pajak dan pengeluaran publik, daur perdagangan, pertanian, indusrtri dan perdagangan, hak milik dan kemakmuran, dan sebagainya. Ia juga membahas berbagai tahapan yang dilewati masyarakat dalam perkembangan ekonominya. Kita juga menemukan paham dasar yang menjelma dalam kurva penawaran tenaga kerja yang kemiringannya berjenjang mundur. Sejalan dengan Shiddiqy Boulokia dalam tulisannya Ibn Khaldun: A Fourteenth Century Economist”, menuturkan :

(Ibn Khaldun telah  menemukan sejumlah besar ide dan pemikiran ekonomi fundamental, beberapa abad sebelum kelahiran ”resminya” (di Eropa). Ia  menemukan keutamaan dan kebutuhan suatu pembagian kerja sebelum ditemukan Smith dan prinsip tentang nilai kerja sebelum Ricardo. Ia telah mengolah suatu teori tentang kependudukan sebelum Malthus dan mendesak akan peranan negara di dalam perekonomian sebelum Keynes. Bahkan lebih dari itu, Ibn Khaldun telah menggunakan konsepsi-konsepsi ini untuk  membangun suatu sistem dinamis yang mudah dipahami di mana mekanisme ekonomi telah mengarahkan kegiatan ekonomi kepada fluktuasi jangka panjang)”.

Ibn Khaldun berpendapat bahwa antara satu fenomena sosial dengan fenomena lainnya saling berkaitan. Fenomena-fenomena ekonomis, memainkan peran penting dalam perkembangan kebudayaan, dan mempunyai dampak yang besar atas eksistensi negara (daulah) dan perkembangannya. Pendapat-pendapat Ibn Khaldun yang begitu unik tentang hal ini akan dibahas dalam sub tulisan ini. Ibn Khaldun telah mengkhususkan bab kelima  kitab al-muqaddimah untuk mengkaji “penghidupan dengan berbagai segi pendapatan dan kegiatan ekonomis”. 

Pemikiran Ibnu Khaldun tentang keterkaiatan ekonomi dengan politik (negara) dan aspek-aspek lainnya. Pemikiran Ibnu Khaldun dalam hal ini dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Di mana :
•          G  = Government (pemerintah) = الملك
•          S  = Syari’ah = الشريعة
•          W = Wealth (kekayaan/ekonomi) = الأموال
•          N  = Nation (masyarakat/rakyat) = الرجال
•          D   = development (pembangunan) = عمارة
•          J   = Justice (Keadilan) = العدل

1. Pemerintah (G) tidak dapat diwujudkan kecuali dengan
implementasi Syari’ah (S).
2. Syari’ah (S) tidak dapat diwujudkan kecuali oleh pemerintah/penguasa (G).
3. Pemerintah (G) tidak dapat memperoleh kekuasaan kecuali oleh masyarakat(N).
4. Pemerintah G) yang kokoh tidak terwujud tanpa ekonomi (W) yang tangguh.
5. Masyarakat (N) tidak dapat terwujud kecuali dengan ekonomi/kekayaan (W).
6. Kekayaan (W) tidak dapat diperoleh kecuali dengan pembangunan (D).
7. Pembangunan  (D) tidak dapat dicapai kecuali dengan keadilan (J).
8. Penguasa/pemerintah (G) bertanggung jawab mewujudkan keadilan (J).
9. Keadilan (J) merupakan mizan yang akan dievaluasi oleh Allah.

Formulasi Ibnu Khaldun menunjukkan gabungan dan hubungan  variabel-variabel yang menjadi prasyarat mewujudkan sebuah negara (G). Variabel tersebut adalah  syari’ah (S), masyarakat (N),  kekayaan (W), pembangunan (D) dan keadilan (J).

Semua variabel tersebut bekerja dalam sebuah lingkaran yang dinamis saling tergantung dan saling mempengaruhi. Masing-masing variabel tersebut menjadi faktor yang menentukan kemajuan suatu peradaban atau kemunduran dan keruntuhannya. Keunikan konsep Ibnu Khaldun ini adalah tidak ada asumsi yang dianggap tetap (cateris  paribus) sebagaimana yang diajarkan dalam ekonomi konvensional saat ini. Karena memang tidak ada variabel yang tetap (konstan) . Satu variabel bisa menjadi pemicu, sedangkan variabel  yang lain dapat bereaksi  ataupun tidak dalam arah yang sama. Karena kegagalan di suatu variabel tidak secara otomotis menyebar dan menimbulkan dampak mundur, tetapi  bisa diperbaiki. Bila variabel yang rusak ini bisa diperbaiki, maka arah bisa berubah menuju kemajuan kembali. Sebaliknya, jika tidak bisa diperbaiki, maka arah perputaran lingkaran menjadi melawan jarum jam, yaitu menuju kemunduran..Namun bila variabel lain memberikan reaksi yang sama atas reaksi pemicu, maka kegagalan itu akan membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasi penyebab dan akibatnya.

Variabel pembangunan (D) dan keadilan (J) perlu mendapat perhatian, sebagaimana variabel-variabel lain. Pembangunan  merupakan unsur panting dalam masyarakat, tanpa pembangunan masyarakat tidak akan maju dan berkembang.  Namun, pembangunan tidak akan berarti tanpa keadilan. Oleh karena itu, perlu konsep distributive justice untuk mewujudkan keadilan pembangunan tersebut. 

Bila masing-masing variabel itu digabung, relasi fungsional terwujud dalam formula G = f (S, N, W, D,J). Atau G adalah fungsi dari variabel (S, N, W, D, J). G ditempatkan sebagai variabel dependent, karena G dalam hal ini adalah kelangsungan peradaban, kejayaan atau kemunduran/keruntiuhan, dipengaruhi oleh lima variabel tersebut. Secara sederhana bisa dibaca bahwa penguasa (G) bertgas dan bertangung jawab menerapkan syari’ah, sebab tanbpa syari’ah, masyarakat akan kacau, negara akan runtuh. Negara juga  harus menjamin hak-hak masyarakat dan bertanggung jawab mewujudkan kesejahteraan masyuarakat (N) agar masyarakat sejahtera/makmur (W), melalui pembangunan yang adil. Bila  variabel-variavel itu tidak dipenuhi, maka kekuasaan tingal menunggu waktu runtuhnya.

M.Umer Chapra merumuskan pemikiran Ibnu Khaldun dengan gambar lingkaran, sebut saja lingkaran  keadilan. Menurut Ibn Khaldun, ada tiga kategori utama dalam kerja: pertanian, perdagangan dan berbagai kegiatan lainnya. Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa para petani menghasilkan hasil pertanian lebih banyak dari yang mereka butuhkan. Karena itu  mereka menukarkan kelebihan produksi mereka dengan produk-produk lain yang mereka perlukan. Dari sinilah timbul perdagangan (tijarah). Jadi, pekerjaan perdagangan ini secara kronologis timbul setelah adanya produksi pertanian Seperti telah dikemukan, perdagangan adalah upaya memproduktifkan  modal yaitu dengan membeli barang-barang dan berusaha menjualnya dengan harga yang lebih tinggi. Ini dijalankan, baik dengan menunggu meningkatnya harga pasar atau dengan membawa (menjual) barang-barang itu ke tempat yang lebih membutuhkan, sehingga akan didapat harga yang lebih tinggi, atau kemungkinan lain dengan menjual barang-barang itu atas dasar kredit jangka panjang.

Selanjutnya Ibnu Khaldun, mengatakan bahwa laba perdangangan yang diperoleh  pedagang akan kecil bila modalnya kecil. Tetapi bilamana kapital besar maka laba tipis pun akan merupakan keuntungan yang besar”.

Perdagangan menurutnya  adalah “pembelian dengan harga murah dan penjualan dengan harga mahal”, Pekerjaan pedagang ini, menurut Ibn Khaldun, memerlukan prilaku tertentu bagi pelakunya, seperti  keramahan dan  pembujukan. Namun para pedagang sering kali melakukan kebiasaan mengelak dari jawaban yang sebenarnya (dusta), dan pertengkaran”, karena itu para pedagang selalu mengadukan persoalan sengketa perdagangan kepada hakim.

Perindustrian, menduduki peringkat budaya yang  tinggi dan lebih kompleks ketimbang pertanian dan perdagangan. Perindustrian umumnya terdapat pada kawasan-kawasan perkotaan di mana penduduknya lebih mencapai peringkat kebudaan yang lebih maju. “Di kota-kota kecil jarang terdapat industri-industri  kecuali industri yang sederhana. Apabila peradaban (civilization) semakin meningkat dan kemewahan semakin meluas, maka industri benar-benar akan tumbuh dan berkembang dengan nyata”. Jadi, setiap kali peradaban semakin meningkat maka semakin berkembanglah industri, karena antara keduanya terjalin hubungan yang erat. Industri-industri yang  kompleks dan beraneka ragam itu membutuhkan banyak pengetahuan, skills, latihan dan pengalaman. Oleh karena itu individu-individu yang bergerak di bidang ini harus memiliki spesialisasi. Menurut Ibn Khaldun kegiatan perindustrian ini membutuhkan bakat praktis dan ilmu pengetahuan”.

Ibn Khaldun mengklasifikasikan industri menjadi dua, pertama, industri yang memenuhi kebutuhan manusia, baik yang primer  maupun yang skunder, dan kedua industri yang khusus bergerak di bidang ide/pemikiran, seperti “penulisan naskah buku-buku, penjilidan buku, profesi sebagai penyanyi, penyusunan puisi, pengajaran ilmu, dan lain-lain sebagainya”. Ibn Khaldun juga memasukkan profesi tentara dalam klasifikasi yang terakhir ini.

Spesialisasi di bidang industri tidak hanya bergerak secara individual, tapi juga bercorak regional atau dengan kata lain ada kawasan tertentu yang memiliki keahlian dalam suatu bidang industri sementara  kawasana lainnya memiliki keahlian dalam industri lainnya sesuai dengan kesiapan masing-masing kawasan.

Teori harga dan Hukum Supply and Demand

Ibnu Khaldun ternyata telah merumuskan teori harga jauh sebelum ekonom Barat modern merumsukannya. Sebagaimana disebut di awal Ibnu Khaldun telah mendahului Adam Smith, Keyneys, Ricardo dan Malthus. Inilah fakta sejarah yang tak terbantahkan.Ibnu Khaldun, dalam bukunya Al-Muqaddimah menulis secara khusus satu bab bab yang berjudul “Harga-harga di Kota”. Menurutnya bila suatu kota berkembang dan populasinya bertambah banyak, rakyatnya semakin makmur, maka permintaan (supply) terhadap barang-barang semakin meningkat, akibatnya harga menjadi naik. Dalam hal ini Ibnu Khaldun menulis: 

اان المصر اذا كان مستبحرا موفور العمران كثير حاجة الترف توافرت حينئذ  الدواعى على طلب تلك المرافق والاستكثار منها . كل بحسب حاله  فيقصر الموجود منها على الحاجة قصورا بالغا ويكثرالمستمان لها وهى قليلة في نفسها فتزدحم أهل الأغراض  ويبذل أهل الرفه والترف  أثمانها باسراف  في الغلاء  لحاجاتهم اليها أكثر من غيرهم فيقع فيها الغلاء      كما تراه                                      
Artinya : Sesungguhnya  apabila sebuah kota telah makmur dan berkembang serta penuh dengan kemewahan, maka di situ  akan timbul permintaan (demand) yang besar terhadap barang-barang. Tiap orang membeli barang-barang mewah itu menurut kesanggupannya. Maka barang-barang menjadi kurang. Jumlah pembeli meningkat, sementara persediaan menjadi sedikit. Sedangkan orang kaya berani membayar dengan harga tinggi untuk barang itu, sebab kebutuhan mereka makin besar. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya harga sebagaimana anda lihat.

 Ibnu Khaldun secara ekspilisit  memformulasikan  tentang hukum supply dan kaitannya dengan harga. Menurutnya apabila sebuah kota berkembang pesat, mengalami kemajuan dan  penduduknya padat, maka persediaan bahan makanan pokok melimpah. Hal ini dapat diartikan penawaran meningkat yang berakibat pada murahnya harga barang pokok tersebut. Analisa supply and demand Ibnu Khaldun tersebut dalam  ilmu ekonomi modern, diteorikan  sebagai terjadinya  peningkatan disposable income dari penduduk kota. Naiknya  disposible income (kelebihan pendapatan) dapat menaikkan marginal propersity to consume (kecendrungan marginal untuk mengkonsumsi) terhadap barang-barang mewah dari setiap penduduk kota tersebut. Hal ini menciptakan demand baru atau  peningkatan permintaan terhadap barang-barang mewah. Akibatnya  harga barang-barang mewah akan meningkat pula. Adanya kecendrungan  tersebut  karena terjadi disposable income  penduduk seiring dengan berkembangnya kota.
Menurutnya, supply bahan pokok di kota besar jauh lebih besar dari pada supply bahan pokok penduduk desa (kota kecil).  Penduduk kota besar memiliki supply bahan pokok yang berlimpah yang melebihi kebutuhannya sehingga harga bahan pokok di kota besar relatif lebih murah. Sementara itu, supply bahan pokok di desa relatif sedikit, karena itu orang-orang khawatir kehabisan  makanan, sehingga harganya relatif lebih mahal. Dalam hal ini Ibnu Khaldun menulis dalam Al-Muqaddimah : 

اعلم أن الأسواق كلها تشتمل على حاجة الناس فمنها الضروري وهي الأقوات  من الحنطة وما في معناها كاالباقلاء والبصل والثوم وأشباهه ومنها الحاجي والكمالي مثل الأدم  والفواكه والملابس والمراكب  وسائر الصنائع والمباني فاذا استبحر المصر وكثر ساكنه  رخصت أسعار الضروري  من القوت وما في معناهه وغلت أسعار الكمالي من الأدم والفواكه وما يتبعها  واذا قل ساكن المصر  وضعف عمرانه كان الأمر با العكس 
Artinya : Ketahuilah bahwa sesungguhnya semua pasar menyediakan kebutuhan manusia, di antaranya kebutuhan dharuriy (primier), yaitu makanan pokok seperti gandum dan segala jenis makanan pokok lainnya seperti sayur buncis, bawang merah, bawang putih dan sejenisnya. Ada pula kebutuhan yang bersifat hajiy (sekunder) dan kamaly (tertier) yang merupakan kebutuhan pelengkap seperti bumbu makanan, buah-buahan, pakaian, perabot rumah tangga, kenderaan, dan seluruh produk hasil industri. Apabila sebuah kota berkembang maju dan penduduknya padat (banyak), maka murahlah harga barang kebutuhan dharuriy seperti makanan pokok dan menjadi mahal harga-harga barang kebutuhan pelengkap, Apabila penduduk suatu daerah sedikit (seperti desa) dan lemah peradabannya, maka terhadi sebaliknya.(terjadi harga mahal).

Analisa Ibnu Khaldun tentang harga dengan menggunakan hukum kekuatan supply and demand adalah suatu rumusan yang sangat luar biasa, karena jauh sebelum kelahiran ekonom modern, ia secara cerdas telah merumuskannya.
Dalam  mengkaji  masalah  demand, Ibnu Khaldun membahas faktor-faktor penentu yang menaikkan  dan menurunkan permintaan. Menurutnya, setidaknya ada lima faktor.
            1. Harga.
2. Pendapatan.
3. Jumlah penduduk.
4. kebiasaan masyarakat.
 5. Pembangunan kesejahteraan umum.
Sedangkan dalam konteks supply, faktor-faktor penentunya ada enam faktor
1. Harga.
2.  permintaan.
3.  Laju keuntungan.
4. Buruh.
5. Keamanan.
6. Tingkat kesejahteraan masyarakat.

Ibnu Khaldun merumuskan bahwa peningkatan  supply akan menurunkan harga. Sebaliknya, jika terjadi penurunan penawaran akan menaikkan harga. Ibnu Khaldun sebagaimana dijelaskan Umer Chapra menyatakan bahwa harga-harga yang terlalu rendah akan merugikan pengrajin dan pedagang, sehingga akan mendorong mereka keluar dari pasar, sebaliknya, harga-harga yang tinggi akan merugikan konsumen. Oleh karena itu, harga-harga yang moderat antara kedua ekstrim tersebut  merupakan titik harga keseimbangan yang diinginkan, karena hal itu tidak saja  memberikan tingkat keuntungan yang secara sosial dapat diterima oleh pedagang, melainkan juga akan membersihkan pasar dengan mendorong penjualan dan pada gilirannya akan menimbulkan keuntungan dan kemakmuran besar.

Di sisi lain, harga-harga yang rendah jelas tetap diinginkan terhadap barang-barang kebutuhan pokok, karena hal ini akan meringankan beban orang miskin yang merupakan mayoritas penduduk. Dari pemikiran Ibnu Khaldun, terlihat bahwa ia sangat menginginkan terciptanya harga yang stabil dengan ongkos (biaya) hidup yang relatif rendah.

J.      JOHN MAYNARD KEYNES

John Maynard (JM) Keynes adalah seorang tokoh pemikir ekonomi dan keuangan Inggris. John Maynard Keynes dilahirkan di Cambridge, Inggris pada tanggal 5 Juni 1883. Keynes dibesarkan pada zaman Ratu Victoria. Pada waktu masih sekolah Keynes memang cemerlang. Ketika Keynes berusia empat setengah tahun ia sudah memikirkan arti bunga dilihat dari segi ekonomi. Pada umur enam tahun ia sudah ingin mengetahui bagaimana kerja otak manusia. Ia menjadi dosen dalam mata kuliah ilmu ekonomi dan keuangan di Cambridge. Keynes yang dinilai para ahli ekonomi sebagai ekonomi modern. Kemudian ia dikenal sebagai tokoh yang menyebabkan lahirnya mazhab baru yakni mazhab Keynes. Keynes juga tercatat sebagai bendaharawan King’s College sejak tahun 1908 ia wafat. Di samping itu Keynes juga menjadi anggota Royal Cominision, sebagai Treasury (1915-1919) dan pada bulan Januari 1919 Ia menjadi utusan utama Inggris ke Konferensi Perdamaian Paris.

Pada bulan Desember tahun 1919 itu pulalah Keynes menerbitkan bukunya yang berjudul The Economic Consequences of the Peace (Konsekuensi ekonomi dan perdamaian ) yang membuat Keynes terkenal. Dan tahun 1921 sampai 1938 ia menjabat sebagai presiden komisaris dan National Mutual Life Assurance Society dan memimpin suatu perusahaan investasi. Pada tahun 1936, Keynes menerbitkan lagi hasil pemikirannya yang terpenting dan terkenal hingga sekarang yakni The General Theory of Employment, Interest, and Money (Teori Umum mengenai Lowongan/Peluang Kerja, Bunga dan Uang tahun 1941 Keynes diangkat menjadi direktur Bank of England (Bank Sentral Inggris) dan pada tahun 1942 Ia menjadi The First Baron Keynes of Tilton, yakni suatu gelar kerajaan yang sangat terhormat berkat sumbangan pikirannya yang sangat besar itu. Pada juli 1944 Keynes juga pernah memimpin delegasi Inggris ke Konferensi Moneter dan Keuangan PBB di Bretton Woods, Anierika Dan konferensi itu lahirlah apa yang dikenal dengan Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) dan Bank Dunia (ZBRD yakni International Bank for Reconstruction and Development). Tahun 19445 Keynes juga pernah menjadi perunding utama dari Anglo-American Loan (Kredit Inggris Amerika) .

Karya pemikiran keynes mengenai ekonomi dan keuangan

·         Pemikiran-pemikirannya yang berjudul Indian Currency and Finance (1913).
·         A Treatise on Probability (1921).
·         A Revision of Treaty (1922).
·         A Tract on Monetaty Reform (1923).
·         American ed., Monetary Reform (1924).
·         A. Short View Of Russia (1925).
·         The Economic Consequences of Mr Churchill (1925).
·         The End Of Laissez Fair (1926).
·         San Essays in Biography (1933).

Pendapat Keynes

Keynes berpendapat bahwa pengeluaran masyarakat untuk konsumsi dpengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapat mengakibatkan semakin tinggi pula tingkat konsumsi. Selain itu, pendapatan juga berpengaruh terhadap tabungan. Semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula tabungannya karena tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi. Walaupun pendapatan penting peranannya dalam menentukan konsumsi, peranan faktor-faktor lain tidak boleh diabaikan. Dibawah ini diterangkan beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat konsumsi dan tabungan:

1)  Kekayaan yang terkumpul
Sebagai akibat menapat harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu ia sudah tidak terdorong lagi untuk menabung lebih banyak.maka lebih besar bagian dari pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang tidak memperoleh warisan mereka lebih bertekat untuk menabung yang lebih banyak di masa yang akan datang.

2) Tingkat bunga
Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih banyak bunga yang akan diperoleh.

3) Sikap berhemat
Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka berbelanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPCnya adalah lebih rendah tapi ada pula masyarakat yang mempunyai kecenderungan mengkonsumsi yang tinggi yang berdiri APC dan MPCnya adalah tinggi.

4) Keadaan Perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menunjukkan tendensi meningkat, dan sikap masyarakat dalam menggunakan uang dan pendapatnya makin berhati-hati.

5) Distribusi Pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih banyak tabungan akan dapat diperoleh. Dengan masyarakat yang demikian sebagian besar pendapatan nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk yang sangat kaya, dan golongan masyarakat ini mempunyai kecenderungan menabung yang tinggi. Maka mereka boleh menciptakan tabungan yang banyak. Segolongan besar penduduk mempunyai pendapatan yang hanya cukup membiayai konsumsi dan tabungannya adalah kecil. Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih seimbang tingkat tabungannya relatif sedikit karena mereka mempunyai kecondongan mengkonsumsi yang tinggi.


Arthur Cecile Pigou kelahiran 18 November 1877, Ryde, Kepulauan Wright Kehidupan Pribadi :Ayah dari tokoh AC. Pigou adalah seorang pegawai di angkatanInggris; ibunya berasal dari garis keluarga pejabat pemerintah Irlandia.Pigou pertama-tama belajar di Harrow, sebuah sekolah swasta elite diInggris, dan kemudian di King’s College, Cambridge ; tetapi pada tahun ketiga masa studinya ia terpengaruh Alfred Marshall dan HenrySidgwick, yang meyakinkan dirinya agar tetap belajar ekonomi politik. Sebagaimana Marshall, Pigou tertarik ekonomi karena nilai praktisnya. Ia mengatakan pada mahasiswanya bahwa ´ tujuan utama dari belajar ekonomi adalah agar kita mampu melihat argumen-argumen ekonomi palsu dari para politisi´ (Champernowne, 1959, hlm. 464). Ketika Marshall mengundurkan diri dari Cambridge pada tahun 1908, Pigou menduduki jabatan Ketua Jurusan Ekonomi Politik yang ditinggalkan Marshal. Sejak saat itu sampai ia pensiun pada tahun 1943, Pigou adalah seorang tokoh utama yang menjelaskan pandanganekonomi Marshall di Cambridge.Perang Dunia 1 menjadi pengalaman yang mengubah kehidupan Pigou. Ia terus melanjutkanmengajar di Cambridge, tetapi ia juga bekerja di korps ambulans di dekat garis pertempuransaat ia libur. Johnson (1960, hlm.153) melaporkan bahwa ´pengalaman ini telah mengubahseorang sarjana muda era Edwardian yang periang, suka humor, bersifat sosial dan ramahtamah, menjadi seorang pertapa yang eksentrik.´ Disamping menjadi penyendiri, Pigou jugadikenal sebagai orang yang sangat sederhana, khususnya ketika ia sedang berpakaian. Iasering mengenalan apakaian lusuh dan kotor dan memamerkan diri.´ pada suatu hari di perpustakaan Marshall di hadapan lima puluh orang yang dengan babngga mengenakanstelan yang dibeli sebelum Perang Dunia 1´ (Johnson, 1960, hlm.150).

Karya-karya Ilmiah Arthur  Cecile Pigou

·         Protective and Preferential Import Duties, London, Frank Cass, 1906.
·         Wealth and Welfare, London, Mcmillan, 1912.
·         Unemployment, New York, Holt, 1914.
·         The Economic of Welfare (1920), edisi ke-4, London, Macmillan, 1932.
·         Industrial Fluctiation, London, Macmillan, 1927.
·         A Study in Public Finance (1929), edisi ke-3, London, Macmillan, 1951.
·         The Theory of Unemployment, London, Macmillan, 1933.
·         The Economycs of Stationary States, London, Macmillan, 1935.
·         Mr. J.M Keynes’s General Theory of Employment, Interest and Money, Economica, 3,10 (Mei, 1936), hlm. 115-32.
·         The Classical Stationery State,Economic Journal, 53 (1943), hlm. 343-51.

Pokok  Pemikiran Arthur Cecile Pigouy Ekonomi kesejahteraan ( economicw elf are)

A.C Pigou dikenal sebagai bapak ilmu ekonomi kesejahteraan modern, yang mempelajari bagaimana membuat ekonomi beroperasi dengan lebih efisien sertaketidaksesuaian (trade offs) antara efisiensi dan keadilan (equity) Analisis mengenaiek sternalitas.
Kontribusi ekonomi yang utama dari Pigou di bagi menjadi dua kategori. Pertamaanalisisnya mengenai eksternalitas yang memberikan landasan bagi keuangan publik modern, ekonomi lingkungan dan ekonomi kesejahteraan. Kedua, Pigou adalah lawan utama dari revolusi makro ekonomi yang dimulai oleh Keyness.

1.Eksternalitas negatif 

Untuk beberapa barang, semua biaya produksi ditanggung oleh perusahaan dandialihkan kepada konsumen melalui harga barang. Pigou (1920) menunjukkan bahwa biaya produksi (swasta) suatu perusahaan mungkin tidak merefleksikan semua biayasosial dari produksi. Ketika para produsen membuat suatu barang, mereka hanya peduli pada biaya privat mereka-tenaga kerja, bahan baku, dan modal yang harusmereka beli. Tetapi produksi meghasilkan polusi lingkungan dan biaya-biaya ini di bayar oleh pihak ketiga yang tidak melakukan produksi atau mengkonsumsi barangtersebut. Disini biaya sosial dan produksi melebihi biaya privat; perusahaan dankonsumen masing-masing membayar sebagian biaya dari pembuatan barang tersebut.Hasil pasar bukan hasil yang paling baik dalam situasi seperti ini. Kita terlalu banyak menghasilkan barang yang mencemari lingkungan; dan perusahaan cenderung menggunakan teknologi yang menimbulkan polusi karena biaya polusi jatuh pada pihak ketiga sedangkan perusahaan bebas dari biaya tersebut.Akibatnya, sistem pasar ini menghasilkan air dan udara yang sangat tercemar,serta suara bising dan kemacetan di daerah urban.

2.Eksternalitas positif 

Di pihak lain, produksi dapat menghasilkan manfaat bagi masyarakat yang jumlahnya melebihi manfaat yang diterima oleh konsumen yang membeli barangtersebut. Mercusuar, sebuah contoh yang dikembangkan oleh ahli ekonomi dan filsuf Inggris, Henry Sidgwick, biasanya dipakai oleh para ahli ekonomi untuk menggambarkan hal ini. Contoh lainnya, adalah polisi dan pemadam kebakaran, pertahanan nasional dan pengeluaran untuk pelayanan dan pendidikan.Individu yang membeli obat flu akan mendapatkan manfaat karena mereka merasalebih sehat setelah meminum obat flu itu. Tetapi jika obat itu ternyata juga mengurangikemungkinan bahwa orang lain akan tertular penyakit tersebut, maka manfaat sosialakan lebih besar dari pada manfaat prifat.
Hubungan industri dan bea import.

Ia menemukan banyak sekali keuangan publik modern, khususnya argumen dan dasar pemikiran dari intervensi pemerintah dalam perekonomian.

Biaya sosial dan biaya privat
 Perbedaan antara biaya privat dan biaya sosial dinamakan ´eksternalitas´(eksternalities), ´efek yang berlebihan´ (third-party effects). Pigou menegaskan bahwaketika biaya privat marginal dan biaya sosial marginal berbeda, maka sistem pasar tidak efisien. Perbedaan antara biaya sosial dan biaya privat ini dapat menjadi justifikasi bagi pemerintah untuk campur tangan dalam pasar.

Intervensi pemerintah
Apabila ada eksternalitas positif yang besar, entah itu orang-orang membayaratau tidak, mereka akan memperoleh keuntungan. Kemampuan mendapatkankeuntungan dari beberapa barang atau jasa tanpa harus membayar ini disebut freerider problem.
Setiap orang, dengan memandang segala sesuatu dari sudutpandang mereka sendiri, akan mengetahui meskipun mereka tidakmenyumbangkan uang untuk pertahanan nasional, namun sebuah sistempertahanan tersebut akan dibangun; dan mereka mesih memperoleh manfaat daripengeluaran pertahanan yang besar. Jika Amerika diserang pihak asing, rumahsaya akan tetap dilindungi walaupun saya tidak membayar untuk pertahanannasional.
Solusinya adalah pemerintah mesti meningkatkan penghasilan berbasis pasar. Pemerintah harusmengembangkan sistem pertahanan dan harus mengenakan pajak keuntungan(warga negaranya) untuk biaya pembuatan sistem pertahanan itu.

1.Pajak dan subsidi (pajak progresif dan transfer)

Pemerintah dapat memperbaiki masalah yang bersumber darieksternalitas ini melalui pajak dan subsidi. Tetapi kadang-kadang perbaikan hukumsudah cukup untuk menyelesaikan masalah. Misalnya, dalam Economics of Welfare,Pigou (1920, hlm. 129-30) berpendapat bahwa perusahaan kereta api harus memberikompensasi kepada para petani dan pemilik properti lainnya yang menderita kerugiandari bahaya api dan asap yang disemburkan oleh kereta api.Pigou (1920, Bab 1) menegaskan bahwa salah satu tugas ahli ekonomi adalah mengidentifikasikan eksternalitas dan membantu menghilangkannya denganmenunjukkan bagaimana dan kapan tindakan pemerintah akan meningkatkan hasil pasar.Ia bahkan berpendapat bahwa ahli ekonomi mempunyai tanggung jawab moral untuk mengidentifikasi eksternalits ini. Perhatian utamanya ialah bagimana menaikkankesejahteraan ekonomi bangsa. Hal ini, menurut Pigou tergantung pada ukuran dandistribusi dari kue ekonomi.Lebih banyak output akan meningkatkan kesejahteraan umum, karena orang-orangmenginginkan memiliki sesuatu, dan semakin banyak barang yang mereka miliki,semakin bertambah baik keadaan mereka. Kebijakan redribusi ekonomi juga akanmeningkatkan kesejahteraan umum.

2.Perbaikan hukum

Dalam hal hukum, perubahan kebijakan utama harus dilakukan di dalam hukumlibilitas Inggris. Jika perusahaan kereta harus memberi kompensasi pada orang lainkarena bahaya yang ditimbulkan kereta api. Pigou berpendapat mereka akan lebih berhati-hati dan hanya akan menjalankan sedikit kereta api. Jadi biaya privat tidak lagi berbeda, dan eksternalitas akan terinternalisasikan, atau akan menjadi bagian dari biayatransportasi barang dengan menggunakan kereta.

3.Intervensi pemerintah tidak diharapkan 
                          
Terkhir dalam beberapa kasus, untuk memperbaiki permasalahan yang muncul darieksternalitas, campur tangan pemerintah justru tidak dapat dibenarkan. Kerika biayayang mengenai pihak ketiga hanya sedikit dan biaya dari setiap perbaikan lebih, anaisis biaya manfaat akan menghasilkan kesimpulan bahwa eksternalitas seharusnya dibiarkantetap ada.Ambil contoh, suara bising yang ditimbulkan kereta api. Jika suara ini hanyamenyebabkan ketidaknyamanan kecil bagi penduduk lokal maka biaya untuk memindahkan jalan kerta api yang suaranya lebih pelan mungkin akan melebihi biayaorang-orang yang medengar suara kereta melintas di dekat rumah mereka beberapa jamsehari.

Teori barang publik
 Dalam analisa berikutnya akan kita bahas mengenai penyediaan barang/jasa publikyang dibiayai dengan pajak yang dipungut dari masyarakat. Pigou berpendapat bahwabarang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana kepuasan marginal akan barangpublik samadengan ketidakpuasan marginal (marginal disutility sksn psjsk ysng dipungutuntuk membiayai program-program pemerintah atau untuk menyediakan barang publik.Pada diagram dibawah kurva kepauasan marginal akan barang publik ditunjukkanoleh kurva UU. Kurva UU tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukkan bahwasemakin banyak barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasanmarginal yang dirasakan oleh masyarakat. Dilain pihak,pajak merupakan pungutan yangdipaksa oleh pemerintah sehingga pembayaran pajak menimbulkan rasa tidak puas bagimasyarakat yang membayar pajak. Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akanpembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi yang menunjukkan bahwa semakinbanyak pajak yang dipungut, semaikn besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat.Ketidakpuasan marginal ditunjukkan dengan sumbu tegak dari titik O ke bawah dan kurvaketidakpuasan ditunjukkan oleh kurva PP. Pada titik F kepuasan marginal barang publik (jarak CF) lebih besar daripada ketidakpuasan masyarakat akan pembayaran pajak ( jarakFI ), sehingga pemerintah diharapkan untuk memperkecil anggaran untuk menghasilkanbarang-barang publik yang lebih sdikit.



Daftar Pustaksa

Mangkoesoebroto, Guritno.1993. Ekonomi Publik. BPFE: Yogyakarta.

Deliarnov. 1995. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. PT Raja Grafindo Prasada :Jakarta

Yuana,  Kumara Ari. 2010. The Greatest Philosophers 100 Tokoh Filsuf Barat dari Abad 6 SM - Abad 21 yang menginspirasi dunia bisnis. C. V. ANDI OFFSET : Yogyakarta.

Joyo Hadi Kusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi .Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.
Skousen, Mark. 2006. Sejarah Pemikiran Ekonomi Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern. Prenada: Jakarta.
Winardi. 1985. Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi. Tarsito: Bandung.
Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Yayaysan Obor Indonesia: Jakarta.
Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadja Mada: Yogyakarta.
Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Raja Gralindo Persada: Jakarta.

Sovi. 2010. Biografi John Maynard Keynes. http://muhammadalfani.wordpress.com/2010/07/17/pemikiran-ekonomi-j-m-keynes/  di askes pada hari sabtu tanggal 16 juli 2011 jam 20:00 WIB

Agustianto. 2011. Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun.  https://shariaeconomics.wordpress.com/2011/02/26/pemikiran-ekonomi-ibnu-khaldun/  di akses pada hari sabtu tanggal 16 juli 2011 jam 20:30 WIB


Tidak ada komentar:

Posting Komentar