Minggu, 12 Mei 2013

LAPORAN MANAJEMEN KEUANGAN


   I.                        PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam dunia usaha pada umumnya setiap perusahaan mempunyai suatu laporan finansial mengenai keadaan keuangan dalam periode tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja secara keseluruhan dari suatu perusahaan. Dengan mengadakan analisa laporan finansial dari perusahaan maka dapat diketahui keadaan dan perkembangan finasial perusahaan tersebut Yang menjadi tujuan untuk praktikum manajemen keuangan kali ini adalah:
1.    Untuk membandingkan  likuiditas antara 2 perusahaan
2.    Untuk membandingkan solvabilitas antara 2 perusahaan
3.    Untuk membandingkan  rentabilitas antara 2 perusahaan
4.    Serta membahas  mengapa terjadi perbedaan antara ke-2 perusahaan tersebut.
Analisis laporan keuangan menggunakan rasio-rasio keuangan dalam bentuk rumusan matematis.

B.       Tujuan Praktikum
1.      Menghitung dan membandingkan likuiditas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT. Japfa Comfeed.
2.      Menghitung dan membandingkan solvabilitas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT. Japfa Comfeed.
3.      Menghitung dan membandingkan rentabilitas pada PT. Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT. Japfa Comfeed.


C.   Manfaat Praktikum
1.         Bagi Penulis
Manfaat yang dapat di ambil bagi penulis dari penulisan ilmiah ini adalah penulis dapat mengetahui kondisi keungan suatu perusahaan yang dilihat dari tingkat likuiditas,solvabilitas,dan rentabilitas.
2.         Bagi Perusahaan
Penulisan ilmiah ini diharapkan menjadi pedoman atau sebagai bahan evaluasi bagi manajemen perusahaan agar dapat dijadikan masukan dan dasar dalam pengambilan keputusan.




   II.                        TINJAUAN PUSTAKA
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu period eke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17).
Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis:
1.    Rasio likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
Di tinjau dari likuiditas, maka keadaan perusahaan dapat dibedakan :
a.  Likuid, perusahaan yang mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.
b.  Ilikuid, perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan, khususnya kewajiban jangka pendeknya.


Disamping itu likuiditas digolongkan atas :
a. Likuiditas badan usaha, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada pihak luar perusahaan ( kreditur ).
b. Likuiditas perusahaan, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada pihak dalam perusahaa.
Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut :
a.    Current Ratio
Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Besar current ratio yang ideal belum ada suatu patokan yang apsti, namun standar umumyang digunakan 200% atau 2:1 yang berarti nilai aktiva lancar adalah dua kali dari hutang lancar atau setiap satu rupiah hutang lancar harus dapat dijamin sedikitnya dengan dua rupiah aktiva lancar.
b.      Quick Ratio
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Semaki besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid test rasio. Untuk quick rasio ukuran berdasarkan prinsaip hati-hati adalah 100% atau 1:1 dianggap cukup memuaskan didalam perusahaan apabila kurang maka dianggap kurang baik.
c.    Cash Ratio
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi dengan kas dan surat berharga dalam perusahaan yang dapat segera di uangkan. Kegunaan dari rasio ini adalah untuk mengetahui bahwa setiap hutang lancar Rp. 1, 00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash rationya, tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaianya tergantung kebijakan perusahaan.


2.    Rasio Solvabilitas
Rasio solvabiliats menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang.
Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya kurang dari 200%.
Di tinjau ari solvabilitas, maka keadaan perusahaan di bedakan menjadi :
a.    Solvable, perusahaan mampu memenuhi semua kewajiban keuangan nya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
b.    Insolvable, perusahaan tidak mampu memenuhi semua kewajiban keuangannya apabila perusahaan dilikuidasi.
Yang termasuk rasio solvabikitas antara lain :
a.         Total Debt to Total Equity Ratio
Rasio ini membandingkan total utang dengan modal pemilik ( ekuitas ). Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang digunakan untuk menjamin utang. Semakin besar rasio ini semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal pemilik terhadap utang semakin kecil. Rasio ndiatas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik.
b.        Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui bebrapa bagian aktiva yang di gunakan untuk menjamin utang. Biasanya, para kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang perusahaan yang diberi kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi
c.         Long term Debt to Equity Ratio
Rasio ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal pemilik. Rasio ini menunjukan berapa bagian modal pemilik yang menjadi jaminan utang jangka panjang. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.
Ditinjau dari segi likuiditas dan solvabilitas, maka suatu perusahaan dapat mengalami keadaan :
a.       Likuid dan Solvabel
Yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban keuanganya baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
b.      Likuid tetapi Insolvabel
Yaitu perusahaan yang dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi tidak dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
c.       Likuid dan Solvabel
Yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya tetapi dapat memenuhi kewajiban jangka panjangnya
d.      Likuid dan Insolvabel
Yaitu perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3.    Rasio rentabilitas
Rasio rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan,dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,kas,modal,jumlah karyawan,jumlah cabang,dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. Beberapa jenis rasio rentabilitas adalah sebagai berikut:
a.                                        Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bung dan pajak. Semakin tinggi rasio ini semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan semakin besar.
b.        Return On Investment
Return on investment adalah salah satu bentuk dari rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.
c.         Operating Income Rastio
Rasio ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi) dan penjualan bersih.rasio ini menunjukan berapa bagian penjuaalan neto yang merupakan laba usaha. Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin tinggi keuntungan yang di peroleh suatu perusahaan
d.        Return On Equity
Adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih (laba setelah bunga dan pajak) dan jumlah modal sendiri. Rasio ini menunjukan kemampuan modal pemilik yang di tanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal yang ditanamkannya.dengan demikian , rasio ini sangat mendapat perhatian para investor.
4. Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis.

                                                  III.                        HASIL
Dengan Analisis Rasio Keuangan, maka kita dapat menganalisis laporan keuangan PT Japfa Comfeed  dan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, dengan melakukan interpretasi untuk tiga jenis rasio yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas,dan Rasio Rentabilitas sebagai berikut :
A.    Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.
Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tahun 2008.
Likuiditas tahun 2008.
Likuiditas   =
=    
  = 2,23
Current ratio = 2,23 : 1
Perhitungan Rasio likuiditas PT Japfa Comfeed pada tahun 2008
1.      Likuiditas tahun 2008
Likuiditas    =
                   = 3.433.619.000.000
                      1.980.816.000.000
                   =   1,7334
B.     Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dalam jangka panjang jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini disebut juga rasio pengungkit yaitu menilai batasan perusahaan dalam meminjam uang.
1.      Perhitungan Rasio Solvabilitas PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tahun 2008 :
Solvabilitas tahun 2008
Solvabilitas =
  
                  = 3,12
2.      Perhitungan rasio Solvabilitas PT Japfa Comfeed tahun 2008 :
Solvabilitas tahun 2008
Solvabilitas =
        =  Rp 5.384.809.000.000,-
Rp 5.384.809.000.000,-
                    =  1

C.     Rasio Rentabilitas
Ratio Rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
  1. Perhitungan Rasio Rentabilitas PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tahun 2008 :
Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas            =          Laba        x 100%
                                            Total Modal
     


RMS                    =            EAT   x 100%
  MS
                    =       x 100%
            =      1,2
  1. Perhitungan Rasio Rentabilitas PT. Japfa Comfeed tahun 2008 :
Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Rentabilitas           =              Laba                        x 100%
                                                   Total Modal
RMS                     =           EAT   x 100%
  MS
                                                =          248.091.000.000,-   x 100%
                                                            1.042.702.000.000,-
                                                =          23,79 %
                                                      IV.                        PEMBAHASAN
A.      Rasio Likuiditas
Dari hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa nilai likuiditas pada PT. Kimia Farma  yaitu 2,23. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap Rp.1,- hutang lancar perusahaan dijamin  dengan Rp. 2,23,- aktiva  lancar.  Sedangkan nilai likuiditas pada PT. Japfa Comfeed, adalah sebesar 1,7334 yang artinya setiap Rp.1,- hutang lancar perusahaan dijamin  dengan Rp. 1,7334,- aktiva  lancar.
Jadi, hal ini dapat dikatakan baik karena besarnya nilai likuiditas berada di atas 1. Semakin tinggi  likuiditasnya  seharusnya  semakin  besar  pula  kemampuan perusahaan  untuk  membayar  kewajiban  jangka  pendek.  Akan  tetapi bila likuiditas terlalu tinggi menunjukkan  manajemen  yang  buruk  atas  sumber  likuiditas  atau pengelolaan aktiva lancar kurang bagus karena masih banyak aktiva yang menganggur.
B.   Rasio Solvabilitas
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai solvabilitas untuk PT. Kimia Farma sebesar 3,12 atau 312%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan solvabel namun tidak likuid yang artinya perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya.
Sedangkan untuk PT. Japfa Comfeed menunjukan nilai solvabilitas sebesar 1 atau 100 %, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Artinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabia perusahaan dilikuidasi adalah 1. Maka pada kondisi seperti ini perusahan dalam keadaan solvable.
 Jadi, berdasarkan nilai solvabilitas kedua perusahaan tersebut, dapat dikatakan bahwa PT. Kimia Farma lebih solvable, karena nilai solvabilitasnya lebih besar dari PT. Japfa Comfreed yaitu sebesar 312% yang artinya perusahaan dapat memenuhi kewajibannya.
Jika terjadi penurunan solvabilitas menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin menurun dengan semakin meningkatnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin kecil nilai solvabilitas menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh utang.
C.   Rasio Rentabilitas.
Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai Rentabilitas Modal Sendiri pada PT. Kimia Farma sebesar 1,2% artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0,012. Dan pada PT. Japfa Comfeed diperoleh nilai RMS sebesar 23,79%; artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0,2379. Nilai RMS PT. Japfa Comfeed lebih besar karena perusahaan lebih sedikit memakai modal dari luar perusahaan sehingga kemampuan pengembaliannya pada pemegang saham menjadi besar dan menanggung pembayaran  bunga  yang  sedikit pada bank.
                                                                          V.                        SIMPULAN
1.             Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
2.             Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana
3.             Dari hasil perhitungan di atas dapat terlihat bahwa nilai likuiditas pada PT. Kimia Farma  yaitu 2,23. Nilai ini bisa diinterpretasikan bahwa untuk setiap Rp.1,- hutang lancar perusahaan dijamin  dengan Rp. 2,23,- aktiva  lancar.  Sedangkan nilai likuiditas pada PT. Japfa Comfeed, adalah sebesar 1,7334 yang artinya setiap Rp.1,- hutang lancar perusahaan dijamin  dengan Rp. 1,7334,- aktiva  lancar.
4.             Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai solvabilitas untuk PT. Kimia Farma sebesar 3,12 atau 312%, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan solvabel namun tidak likuid yang artinya perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya. Sedangkan untuk PT. Japfa Comfeed menunjukan nilai solvabilitas sebesar 1 atau 100 %, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Artinya kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabia perusahaan dilikuidasi adalah 1. Maka pada kondisi seperti ini perusahan dalam keadaan solvable.
5.             Dari hasil perhitungan diatas diperoleh nilai Rentabilitas Modal Sendiri pada PT. Kimia Farma sebesar 1,2% artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0,012. Dan pada PT. Japfa Comfeed diperoleh nilai RMS sebesar 23,79%; artinya Rp 1 modal sendiri menghasilkan laba bersih Rp 0,2379. Nilai RMS PT. Japfa Comfeed lebih besar karena perusahaan lebih sedikit memakai modal dari luar perusahaan sehingga kemampuan pengembaliannya pada pemegang saham menjadi besar dan menanggung pembayaran  bunga  yang  sedikit pada bank.



DAFTAR PUSTAKA
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan Edisi Pertama, Rajawali Pers, Jakarta.
Nurmala dan Yuniarti, 2007, ‘Analisis Profitabilitas terhadap Harga Saham Perusahaan Retail  Go Publik di BEJ’, Vordema, Vol 7, No 2, Hal 145-154.
Prayitno,  A., 2008, ‘Pengaruh Profitabilitas Solvabilitas  dan  Likuiditas  terhadap  Harga Saham  Sektor  Properti  di  Bursa  Efek  Jakarta  Tahun  2001-2006’, Skripsi  Universitas Widyatama.
Setiawan,  R., 2011, ‘Pengaruh ROA, DER, dan PBV terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di BEI Periode 2007-2009’, Skripsi Universitas Negeri Semarang.
Sofilda, E. dan Subaedi, 2006, ‘Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Karakteristik Kepemilikan terhadap  Harga  Saham   LQ-45  pada  Bursa  Efek  Jakarta’, Jurnal  Ekonomi  Bisnis Indonesia, Vol 2, No 2, Hal 1-25.
Sudana,  I.  M.,  2009,  Manajemen  Keuangan  Teori  dan  Praktek,  Airlangga  University  Press, Surabaya.  
Suryani,  A.  W., 2007, ‘Analisis Pengaruh Faktor Fundamental terhadap  Harga  Saham  pada perusahaan  LQ-45  di  Bursa  Efek  Jakarta  Periode  Tahun  2003-2005’, Jurnal  Emas, Vol 1, No 1, Hal 1-12.
Sutrisno, 2001, Manajemen Keuangan Teori,  Konsep, dan Aplikasi, Ekonosia, Yogyakarta.
Syamsudin,  L.,  2009,  Manajemen  Keuangan  Perusahaan,  PT.  Raja  Grafindo  Persada, Jakarta.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar