Selasa, 28 Mei 2013

Infeksi Rubella dalam Kehamilan

Infeksi Rubella dalam Kehamilan
Penyakit Rubella disebabkan karena infeksi oleh virus yang disebut Rubivirus.

Penyebaran virus ini dapat melalui bahan cairan yang berasal dari hidung atau tenggorokan penderita  Rubella yang dapat menyebar saat batuk atau bersin.
Biasanya infeksi Rubella  akan menimbulkan gejala seperti kemerahan pada kulit, demam dan nyeri disertai bengkak pada persendian.

Infeksi  Rubella dalam kehamilan terutama di bawah usia kehamilan 12 minggu dapat membahayakan janin, karena virus tersebut dapat melewati plasenta dan menyerang janin sehingga menimbulkan kecacatan atau kelainan kongenital (bawaan) pada janin yang sering disebut sebagai Congenital Rubella Syndrome (CRS), yaitu berupa kebutaan, tuli, kelainan jantung, gangguan mental serta keguguran dan prematuritas.  Hampir 100% kemungkinan janin akan cacat bila infeksi terjadi sebelum kehamilan 8 minggu.

Kemungkinan ibu hamil terserang Rubella sangat kecil <1%, tapi sebaiknya perlu diketahui apakah ia mempunyai  kekebalan sehingga  perlu dilakukan pemeriksaan darah sebelum menikah.

Rubella dapat dicegah dengan vaksinasi MMR (Mumps, Measles dan Rubella). Hal ini telah sukses dilakukan di AS dan Eropa sehingga  menurunkan frekuensi  CRS. Pada saat ini telah diketahui tidak ada hubungan antara vaksin MMR dengan kejadian autisme pada anak.







Gejala pada Rubella
http://www.anakku.net/wp-content/uploads/2012/04/hamil.jpg
image : simplehomemade.net
Biasanya menimbulkan gejala, Walaupun pada beberapa kasus gejala sangat ringan sehingga penderita tidak menyadarinya. Masa inkubasi Rubella antara 15-20 hari, gejala yang timbul seperti demam, lemas, pembesaran kelenjar getah bening, kemerahan pada kulit. Masa  paling menular adalah ketika kemerahan pada kulit timbul.

Jika ibu hamil terserang Rubella pada  awal kehamilan maka sebaiknya ibu berkonsultasi dulu dengan dokter untuk menentukan langkah apa yang harus diambil. Pada saat ini belum ada terapi yang efektif untuk mengatasi hal itu sehingga  si ibu mungkin diberikan pilihan untuk mengakhiri kehamilan atau diberikan immunoglobulin untuk meningkatkan daya tahan dan mengurangi kerusakan pada janin. Terapi yang lain adalah  untuk menghilangkan gejala saja seperti pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri dan pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi..

Bila  anda sedang hamil dan ternyata belum  mempunyai kekebalan maka si ibu tidak boleh divaksin saat hamil , jalan satu-satunya hindari kontak dengan penderita dan segera vaksin setelah melahirkan.
Berikut ini beberapa rekomendasi yang sebaiknya diperhatikan bagi  ibu –ibu yang mempersiapkan kehamilan :
  1. Karena efek CRS bervariasi tergantung pada usia kehamilan  maka penentuan usia kehamilan adalah mutlak perlu untuk menentukan tindakan medis yang akan dilakukan
  2. Diagnosis Rubella dalam kehamilan harus ditegakkan dengan  pemeriksaan serologis kadar antibodi  terhadap Rubella
  3. Pada ibu hamil yang terpapar/ dengan gejala infeksi Rubella maka harus dilakukan pemeriksaan serologis untuk menentukan status kekebalan dan resiko untuk mengalami CRS
  4. Vaksin Rubella sebaiknya tidak diberikan saat hamil
  5. Ibu yang kebetulan divaksin Rubella kemudian langsung hamil harus dipantau untuk menentukan adanya CRS atau tidak
  6. Ibu yang ingin hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan serologis untuk menentukan status kekebalannya dan bila ternyata tidak kebal maka harus divaksin sebelum hamil.

Referensi :
  1. Silverstein, Alvin, Virginia Silverstein, and Robert Silverstein. Measles and Rubella. Hillside, NJ: Enslow Publishers, Inc., 2007
  2. Rubella (German measles) during pregnancyReviewed by the BabyCenter Medical Advisory Board. Last updated: October 2005
  3. Rubella in Pregnancy  , J Obstet Gynaecol Can 2008;30(2):152–158


Tidak ada komentar:

Posting Komentar